liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Yield to Maturity Adalah Indikator Imbal Hasil, Ini Penjelasannya

Yield to maturity merupakan istilah penting yang harus dipahami oleh mereka yang akan memasuki dunia investasi khususnya obligasi. Ketika investor memutuskan untuk membeli saham suatu perusahaan, mereka akan mendapatkan persentase keuntungan yang disebut dengan yield.

Hasilnya tidak menunjukkan berapa nominal rupiah yang akan diperoleh dari pembelian saham. Namun, hasilnya akan menunjukkan seberapa besar pertumbuhan perusahaan di masa depan. Saat memasuki dunia investasi, investor akan menemukan berbagai perusahaan sebagai tujuan investasi.

Investor mungkin mencari perusahaan dengan pengembalian yang sangat tinggi, tetapi dengan hasil yang rendah. Namun, bukan berarti perusahaan seperti ini tidak bagus untuk investasi. Lebih baik jika Anda berinvestasi di perusahaan yang memiliki imbal hasil tinggi.

bond_share (KATADATA)

Pengertian Yield to Maturity Menurut Para Ahli

Dilansir dari investopedia.com, yield to maturity adalah pendapatan atau total return yang akan diperoleh pemegang obligasi. Jika obligasi dimiliki hingga jatuh tempo, imbal hasil hingga jatuh tempo diperlakukan sebagai imbal hasil obligasi jangka panjang, tetapi dinyatakan sebagai imbal hasil tahunan.

Sedangkan menurut I Made dalam bukunya “Manajemen Keuangan: Teori dan Praktek” yield to maturity adalah tingkat keuntungan jika suatu obligasi dipegang sampai jatuh tempo.

Dalam mengukur yield obligasi ini, pengukuran ini menganut beberapa asumsi yaitu obligasi tersebut dimiliki hingga jatuh tempo atau maturity, dan seluruh pembayaran kupon selama umur obligasi tersebut diinvestasikan kembali dengan tingkat pengembalian yang sepadan dengan yield to maturity. .

Menurut Nasher dan Surya (2011), tujuan investor berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan berupa pembayaran kupon obligasi dan capital gain, yang akan diperoleh investor ketika mereka menjual obligasi yang dimilikinya.

Cara Menghitung Yield to Maturity

Dilansir dari http://eprints.perbanas.ac.id/2943/, Pandji dan Piji (2008) dalam buku “Pengantar Pasar Modal”, yield to maturity dapat dihitung dengan memperhitungkan pendapatan bunga, capital gain, dan total arus kas yang diterima sepanjang umur obligasi sampai jatuh tempo.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rumus yield to maturity adalah sebagai berikut:

YTM= i+ (NP-HP)/N (kalikan 100%)
NP+HP/2

Informasi:

YTM = Yield to maturity i = Pembayaran kupon/pengembalian NP = Nilai nominal atau nilai nominal/nilai obligasi saat ini HP = Harga pasar terakhir/nilai obligasi N = Jatuh tempo obligasi

Rumus di atas digunakan untuk mengukur persentase keuntungan yang akan diperoleh saat membeli obligasi. Semakin besar persentase yang dihasilkan, semakin besar kemungkinan obligasi tersebut menarik bagi investor.

Di sisi lain, jika pengukuran persentase hasil obligasi rendah, sulit bagi investor untuk menginvestasikan uangnya di obligasi ini. YTM berguna untuk mengetahui hasil suatu saham dalam kurun waktu tertentu dan sebagai pembanding dengan keadaan sebenarnya.

Contoh:

Misalnya, seorang investor akan membeli saham PT ABC dan ingin menukarkannya selama lima tahun ke depan. Pada 31 Desember tahun lalu, nilai sahamnya tercatat Rp 4.750 dengan return Rp 750 per saham. Namun saat ini nilainya tercatat Rp 7.300 per saham.

Tingkat imbal hasil terhadap tingkat kematangan saham ketika akan dikonversikan dalam 5 tahun mendatang menurut rumus di atas adalah:

YTM = [Rp750 + (Rp7,300 – Rp4,750) / 5 tahun] / [(Rp4,750 + Rp7,300) / 2] X 100%
= [Rp660 / Rp6,025] X 100%
= 10,95%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat bahwa yield to maturity PT ABC dalam 5 tahun mendatang adalah sebesar 10,95%. Investor dapat membandingkan ini dengan hasil hingga jatuh tempo perusahaan lain.

PEMBUKAAN PERDAGANGAN SAHAM TAHUN 2023 (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield to Maturity

Dalam jurnal berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Hingga Jatuh Tempo Obligasi Korporasi”, dilansir dari https://Ojs.Unikom.Ac.Id/, agar investor dapat meningkatkan yield-nya, maka faktor-faktor yang mempengaruhi yield to maturity adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Inflasi

Inflasi merupakan kondisi dimana harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan, sehingga investasi pada surat berharga seperti obligasi akan lebih berisiko. Terjadinya inflasi akan menyebabkan nilai riil atau pendapatan menurun.

Pada obligasi, jika tingkat inflasi meningkat, maka akan terjadi penurunan nilai riil pendapatan bunga yang diperoleh investor selama umur obligasi tersebut. Jika inflasi diperkirakan meningkat, harga obligasi akan turun tetapi imbal hasil akan meningkat.

2. Suku Bunga

BI rate merupakan suku bunga dasar yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.BI rate merupakan salah satu mekanisme yang digunakan untuk mengendalikan stabilitas rupiah.

Suku bunga mempengaruhi tinggi rendahnya imbal hasil obligasi. Obligasi memiliki risiko gagal bayar dimana perusahaan tidak dapat membayar pokok dan tidak dapat membayar bunga obligasi. Oleh karena itu, jika tingkat suku bunga meningkat, investor mengharapkan hasil hingga jatuh tempo juga meningkat.

3. Kedewasaan

Jatuh tempo adalah perbedaan antara tanggal penerbitan obligasi dan tanggal jatuh tempo. Semakin lama umur obligasi, semakin besar risikonya. Oleh karena itu, investor memilih obligasi dengan jatuh tempo lebih pendek karena emiten dinilai lebih mampu membayar bunga obligasi.

Obligasi yang berumur pendek memiliki risiko yang kecil, sehingga imbal hasil juga lebih kecil, sedangkan obligasi yang berumur panjang memiliki risiko yang besar dan juga memberikan imbal hasil obligasi yang besar. Oleh karena itu, jatuh tempo berpengaruh positif terhadap imbal hasil obligasi.

Kesimpulannya, yield to maturity adalah jumlah pendapatan atau return yang akan diperoleh investor jika obligasi tersebut dimiliki hingga jatuh tempo. Mengetahui artinya, cara menghitung faktor-faktor yang mempengaruhi yield to maturity akan membuat Anda bijak dalam berinvestasi obligasi.