liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
ThorCon Siapkan Rp17 T untuk Bangun PLTN Thorium di Pulau Gelasa Babel

PT ThorCon Power Indonesia menyediakan dana investasi sebesar Rp 17 triliun untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berbasis thorium di Pulau Gelasa, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Kami mengharapkan kepastian hukum dari pemerintah pusat terkait PLTN Thorium di Pulau Gelasa,” kata Direktur Operasional ThorCon Power Indonesia Bob S. Effendi di Pangkalpinang, Rabu (29/3).

Ia mengatakan, dana investasi Rp 17 triliun yang telah disiapkan untuk pembangunan PLTN Thorium di Pulau Gelasa Provinsi Kepulauan Babel tidak akan disalurkan tanpa adanya kepastian hukum dari pemerintah pusat.

“Kami berharap pemerintah memayungi Perpres tersebut, sehingga perubahan terkait tata ruang yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dapat dilindungi oleh Perpres tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, Dewan Energi Nasional (DEN) saat ini sedang mengkaji keputusan penting mengenai posisi energi nuklir dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).

“Yang pasti dengan perubahan iklim dan kebijakan internasional, pembangkit listrik batu bara yang menyumbang 68% listrik Indonesia harus ditiadakan pada tahun 2040. Oleh karena itu, diperlukan peralihan ke sumber energi lain yang memberikan keekonomian yang sama atau lebih besar. nilai dan manfaat,” katanya.

Ia mengatakan thorium dan tenaga nuklir merupakan sumber energi yang dapat memberikan nilai dan manfaat ekonomi yang lebih besar dibandingkan batu bara sehingga peralihan dari batu bara ke nuklir tidak dapat dihindari.

“Kami sendiri telah melakukan berbagai penelitian selama 2 tahun terakhir. Hasilnya menunjukkan bahwa setiap dampak dari PLTN Thorium dapat dikurangi dan tidak berdampak permanen terhadap lingkungan,” ujarnya.

Dikatakannya, pihaknya telah membangun laboratorium bahan bakar bekerja sama dengan ITB yang ditargetkan bisa commissioning setelah Lebaran. Laboratorium yang sudah dibangun dalam bentuk 2 kontainer ini nantinya akan menjadi cikal bakal pabrik minyak yang akan dibangun di Bangka Belitung.

Ia menambahkan, dengan target pemerintah sebesar 8 gigawatt listrik dari PLTN pada 2040 dan 54 gigawatt pada 2060, PLTN pertama ditargetkan beroperasi pada 2032. Jadwal ini sesuai dengan timeline yang disampaikannya kepada pemerintah. yang merupakan Tanggal Operasi Komersial (COD) pada tahun 2031-2032. .

“Selama 2 tahun ini kami telah melakukan berbagai penelitian. Prosesnya masih panjang tapi ini adalah langkah awal pengembangan. Kita tidak bisa lagi menutup mata terhadap manfaat energi nuklir,” katanya.

Apa itu Torium

Sekadar informasi, torium adalah unsur kimia logam radioaktif lemah dengan lambang Th dan nomor atom 90. Torium berwarna keperakan dan berubah menjadi hitam jika terkena udara, membentuk torium dioksida. Thorium dikatakan empat kali lebih banyak dari uranium, mudah dibentuk dan memiliki titik leleh yang tinggi.

Thorium lebih aman dan lebih efisien untuk ditambang daripada uranium, membuatnya lebih ramah lingkungan. Persentase thorium yang ditemukan dalam bijih umumnya lebih besar daripada persentase uranium yang ditemukan dalam bijih, sehingga lebih hemat biaya.

Dimungkinkan untuk membangun reaktor nuklir berdasarkan thorium daripada uranium yang lebih umum digunakan. Reaktor thorium cenderung lebih aman karena stabilitas bahan bakar berbasis thorium lebih baik daripada uranium, dan tidak dapat digunakan sebagai senjata nuklir.

Pelobi thorium mengklaim bahwa satu ton thorium yang dibakar dalam reaktor garam cair (MSR) yang menggunakan bahan bakar cair alih-alih bahan bakar padat, dapat menghasilkan energi sebanyak satu gigawatt. Reaktor tradisional perlu membakar 250 ton uranium untuk menghasilkan jumlah energi yang sama.