Penerapan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang menyadari pentingnya aspek lingkungan dan sosial dalam menjalankan bisnisnya.
Komitmen Telkom terhadap ESG tercermin dalam berbagai aspek perusahaan, mulai dari strategi bisnis, operasional, hingga CSR (Corporate Social Responsibility).
Berdasarkan data Sustainalytics, peringkat ESG Telkom berada di angka 27,1 dengan tingkat risiko menengah. Telkom juga menduduki peringkat 106 dari 223 perusahaan Telekomunikasi dalam hal ESG.
Secara internal, Telkom menerapkan budaya ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon dan konsumsi energi.
Tercatat pada tahun 2021, Telkom berhasil mengurangi konsumsi listrik sebesar 15,9 persen, menurunkan emisi karbon sebesar 16 persen, dan mengurangi konsumsi kertas sebanyak 326.000 rim.
Dari sisi infrastruktur, Telkom telah membangun 847 Base Transceiver Station (BTS) bertenaga surya dan 216 BTS bertenaga fosil. Secara eksternal, langkah nyata Telkom terhadap lingkungan adalah melalui digitalisasi restorasi dan konservasi hutan.
Merujuk data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat hampir 14 juta hektare (ha) lahan kritis di Indonesia.
Telkom menghadirkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan geo-tagging untuk memonitor area tanaman dan pengawasan secara digital.
Teknologi GIS juga membantu dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, memperkirakan pertumbuhan hutan, mengumpulkan data jumlah dan jenis pohon, serta secara berkala melaporkan kemajuan pertumbuhan dan perkembangan hasil penghijauan.
Sementara itu, geotagging digunakan untuk pemetaan jarak jauh dan pemantauan lokasi. Kedua teknologi ini didistribusikan oleh Telkom ke seluruh Indonesia.
Dari aspek sosial, Telkom mendorong pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan. Melalui program Leap-Telkom Digital misalnya, Telkom mengembangkan talenta digital.
Melalui program yang sama, Telkom juga menghadirkan Agree yang merupakan layanan digital untuk sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Hingga saat ini, terdapat 45 ribu petani dan lebih dari 100 perusahaan agribisnis yang berpartisipasi dalam ekosistem Agree.
Program lainnya adalah Digital Talent Crowd Sourcing yang diwujudkan melalui sinergi antara industri dan perguruan tinggi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa melalui kompetisi proyek sosial.
Salah satu output dari program ini adalah SIAB (Siaga Udara Bersih), sebuah start-up company binaan Telkom yang fokus pada penyediaan air bersih. SIAB telah digunakan di 6 wilayah di Indonesia seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Tak hanya itu, Telkom juga aktif dalam bidang pendidikan melalui program DigiCampus yang bertujuan untuk mewujudkan smart campus.
Dalam program ini, Telkom menghadirkan beberapa sistem yang mendukung operasional smart campus seperti e-parking, smart library, dan smart card, serta Smart Learning sebagai aplikasi yang digunakan untuk mendukung direct learning seperti blended learning, smart classroom, dan e- akademik.
Sistem lainnya adalah Smart Building yang bertanggung jawab untuk mengintegrasikan telekomunikasi, otomasi gedung, sistem dan otomasi kantor untuk mengoptimalkan biaya, fungsi dan integrasi termasuk kontrol akses, konektivitas tiga arah, WiFi, CCTV, alarm, penyiar sound system, digital signage dan lain-lain . .
Sedangkan pada aspek bisnis, Telkom juga memberdayakan ekonomi masyarakat melalui kemitraan dengan UKM. Bentuk dukungan yang diberikan adalah pembiayaan UKM, komersialisasi produk UKM secara online, dan pelatihan bagi UKM.