Pemerintah berencana membangun pabrik panel surya untuk mengurangi ketergantungan impor komponen dari China. Pembangunan pabrik tersebut juga dinilai sebagai pengembangan program hilirisasi komoditas tambang mineral pasir silika di dalam negeri.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengatakan, sudah ada dua badan usaha milik negara (BUMN) dan satu perusahaan swasta yang siap menggarap proyek pabrik panel surya tersebut.
Mereka adalah PT Len Industri, PLN Indonesia Power dan PT Agra Surya Investindo. Djoko menambahkan, sebelumnya ketiga perusahaan tersebut mengajak PT Pertamina untuk ikut serta dalam proyek pembangunan pabrik tersebut.
“Selama ini baru instalasi di Indonesia, sekarang masing-masing impor karena kita belum punya pabrik. Kita akan bangun pabriknya,” kata Djoko saat ditemui dalam acara Energy and Mining Outlook 2023 CNBC, Kamis (23/2). .
Lebih lanjut, kata Djoko, pengadaan pabrik solar panel perlu didukung dengan kebijakan penjualan produk yang lebih murah dari harga jual yang ditawarkan pabrikan asing.
Pemerintah juga diminta memberikan perlindungan yang mewajibkan pelaku usaha membeli komponen panel surya buatan dalam negeri. “Kalau harganya lebih tinggi, pemenang tender pemasangan panel surya lebih memilih impor,” kata Djoko
Djoko menambahkan, produksi pasir silika dalam negeri masih diprioritaskan untuk dikirim ke pasar ekspor dan bahan baku produksi kaca dan kaca di dalam negeri. Ia juga menegaskan rencana pelarangan ekspor komoditas mineral yang rencananya akan berjalan serentak Juni ini.
Menurut Djoko, pemerintah belum berencana memasukkan pasir silika sebagai bagian dari komoditas mineral yang akan dilarang ekspor karena penyerapannya di dalam negeri masih belum optimal. “Sementara itu belum ada larangan, karena pabrik pengolahannya belum ada,” kata Djoko.