Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, praktik transisi energi global telah bergerak ke arah yang lebih progresif. Hal ini terlihat dari langkah beberapa perusahaan migas internasional yang melebarkan portofolio bisnisnya ke arah pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana memaparkan tren bisnis skema akuisisi dan kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan migas global untuk pengembangan EBT yang telah berlangsung selama enam tahun terakhir. Begitu juga dengan TotalEnergies, Equinor, Shell dan BP.
“Selama ini bisnis mereka berbasis migas dan mereka melakukan transaksi yang begitu besar hingga beralih ke pemain di sektor energi baru dan terbarukan,” kata Dadan saat menjadi pembicara dalam diskusi daring bertajuk ‘Prospek dan Tantangan Mekanisme Transisi Energi’, Rabu (29/3).
Dalam paparannya, Dadan memaparkan rekam jejak kiprah perusahaan migas Prancis, Total, yang telah mengucurkan dana hingga US$5,8 miliar untuk mengakuisisi tiga sektor bisnis perdagangan EBT, termasuk akuisisi bisnis panel surya. dari perusahaan energi asal India, Adani.
Pembiayaan itu juga digunakan untuk mengakuisisi aset bisnis baterai Saft dan pengembangan panel surya serta bisnis tenaga angin Eren. Jumlah pembiayaan diharapkan lebih besar karena sebagian besar nilai transaksi dirahasiakan.
Shell juga mengambil strategi yang sama. Perusahaan minyak dan gas yang berbasis di Inggris itu menginvestasikan US$2,4 miliar untuk mengakuisisi aset pengembangan panel surya milik perusahaan energi AS, Silicon Ranch.
Selain itu, dana sebesar itu juga dialokasikan untuk modal kemitraan dengan Marathon Oil Corporation untuk kerja sama pengembangan teknologi carbon capture and storage (CCS).
Selain itu, Equinor juga memperluas bisnisnya ke penggunaan energi baru dan terbarukan. Perusahaan minyak dan gas asal Norwegia itu telah mengalokasikan investasi hingga US$ 1,76 miliar untuk mengakuisisi saham di aset pengembangan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai milik perusahaan energi Jerman E-eon. Equinor juga menjalin kerja sama untuk proyek yang sama dengan Masdar, sebuah perusahaan energi dari Uni Emirat Arab.
BP juga disebut telah mengeluarkan pembiayaan hingga US$ 900 juta untuk mengakuisisi dua bidang usaha panel surya dan stasiun pengisian kendaraan listrik dari Lightsource BP dan Chargemaster. “Transisi energi ini sudah terjadi di dunia, terutama di negara maju dan semakin besar di sini,” kata Dadan.
Selain diversifikasi bisnis perusahaan migas global, kata Dadan, meningkatnya pamor tren transisi energi juga terlihat dari persentase pembangkit listrik energi fosil di dunia yang berada di bawah 20% sejak 2020.
“Sisanya pembangkit energi terbarukan. Kita lihat saja bagaimana ke depan Indonesia bisa memanfaatkan momentum ini karena kita memiliki potensi yang begitu besar,” kata Dadan.