Hanya dalam satu minggu, tiga bank di Amerika Serikat bangkrut. Ketiganya adalah Silvergate Bank, Silicon Valley Bank, dan Signature Bank. Untuk menghindari dampak yang lebih buruk, 11 bank di AS berupaya menyelamatkan First Republic Bank dengan menyuntikkan dana segar US$ 30 miliar atau setara Rp 461 triliun.
Sebagai informasi, First Republic Bank kini diambang kebangkrutan. Menurunnya kepercayaan nasabah menyebabkan harga saham turun dan jumlah simpanan berkurang.
JPMorgan, Bank of America Corp, Citigroup dan Wells Fargo membuat simpanan yang tidak diasuransikan masing-masing sebesar US$5 juta. Goldman Sachs Group Inc., Morgan Stanley masing-masing menyuntikkan US$ 2,5 juta.
Bank lain seperti BNY Mellon, PNC Financial Services Group, State Street Corp, Truistt Financial Corp dan US Bancorp masing-masing memberikan US$1 juta. “Bank ini akan menyimpan dananya di First Republic untuk jangka waktu minimal 120 hari,” tulis Reuters, Jumat (17/3).
Langkah itu diapresiasi sejumlah pejabat negara Paman Sam. Dimulai dengan Menteri Keuangan Janet Yellen, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell, Ketua Federal Deposit Insurance Corporation Martin Gruenberg, dan Pengawas Mata Uang Michael Hsu.
Namun, bagaimana sejarah First Republic Bank yang nyaris bangkrut?
First Republic Bank (Instagram @firstrepublic)
Sejarah Bank Republik Pertama
First Republic Bank didirikan oleh James H Herbert II dan telah beroperasi sejak Juli 1985 di San Francisco, California. Awalnya, bank ini hanya bernilai US$ 8,8 juta. Hingga akhir tahun lalu, bank ini memiliki aset US$ 212 miliar dan deposito US$ 34,27 miliar.
Sayangnya sebanyak 70% dari deposito tidak diasuransikan. Menurut catatan Bank of America, nilai ini di atas rata-rata bank menengah, yakni 55%. Selain itu, angka tersebut merupakan yang tertinggi ketiga setelah Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Setelah setahun berdiri, bank tersebut menjadi perusahaan publik di New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode FRC. Dalam penawaran perdananya, First Republic menawarkan saham dengan harga US$ 10 per saham.
Kini, akibat keruntuhan bank di AS, saham FRC anjlok tajam. Jika dibandingkan harga bulan lalu, penurunannya mencapai 73,4%, dari US$ 128,8 menjadi US$ 34,27 per saham.
First Republic mengakuisisi berbagai perusahaan pada awal operasinya. Dimulai dari Silver State Thrift, sebuah lembaga simpan pinjam yang berbasis di Nevada, lalu Trainer Wortham & Co., Starbuck, Tisdale & Associates, hingga Froley, Levy Investment Company.
Beralih ke Pelanggan Elite
Bank pertama kali memasuki dunia startup pada 2016. Awalnya, First Republic membuka cabang di kantor pusat Facebook dan Twitter di Silicon Valley.
Di era itu, Republik Pertama mengubah fokusnya. Mulai dari bank hemat yang menawarkan layanan simpan pinjam, hingga bank yang mengincar nasabah kelas elite.
The Wall Street Journal menyebutkan, sejak 2001 hingga 2006, saham bank ini naik 184%. Angka itu jauh lebih tinggi dari Nasdaq KBW Index yang naik 82%. Indeks ini memantau perkembangan bank-bank terkemuka dan bank simpan pinjam.
Aset Republik Pertama juga meningkat. Pada tahun 2000 nilainya tidak melebihi US$ 4 miliar, kemudian menjadi US$ 65 miliar pada triwulan kedua tahun 2006.
Pada akhir 2016, perusahaan mengakuisisi startup berbasis di Boston, Gradifi, yang berfokus pada penyediaan pinjaman untuk melunasi pinjaman mahasiswa. Awalnya, First Republic adalah klien mereka, kemudian startup ini menjadi anak perusahaan yang beroperasi atas namanya sendiri.
Perubahan poros bisnis itu menuai kritik dari Federal Deposit Insurance Corporation, lembaga yang dibentuk pemerintah AS untuk menjaga stabilitas ekonomi. Alasannya adalah Republik Pertama memberikan lebih sedikit pinjaman kepada orang-orang berpenghasilan rendah.
Namun, tulis Wall Street Journal, saat itu pihak berwenang tidak menemukan bukti diskriminasi atau praktik kredit ilegal. First Republic akhirnya menerbitkan Gradifi pada 2019 ke E-Trade Financial senilai US$ 30 juta.
Sebelum masuk nasabah premium, bank ini pernah memberikan pinjaman jumbo kepada pendiri Facebook Mark Zuckerberg. Pinjaman ini berjumlah US$ 5,95 juta dengan tingkat bunga awal 1,05%.