Perusahaan rintisan pengelolaan sampah, Rekosistem, meluncurkan fasilitas stasiun sampah di kawasan RDTX Place, Karet Kuningan, Jakarta Selatan.
Chief Executive Officer Rekosistem Ernest Layman mengatakan, fasilitas ini merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan WWF Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di Jakarta hingga 30%. Ia mengatakan, hingga saat ini terdapat 28 tempat sampah dan drop box di beberapa kota di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
“Juli ini juga akan kami launching tempat sampah baru di Museum Angkut, Kota Batu,” ujarnya, Rabu (5/7).
Ernest melanjutkan Recosystem saat ini mendaur ulang sekitar 11.500 ton limbah dari 20.000 rumah tangga, dan lebih dari 100 bangunan komersial. Sedangkan untuk tempat sampah merupakan salah satu layanan Rekosistem selain hub penjemputan dan sampah.
Irfan Bachtiar, Director of Climate and Market Transformation WWF Indonesia mengatakan, menjaga lingkungan bisa menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat perkotaan.
“Kolaborasi antara WWF Indonesia dan Rekosistem mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan total timbulan sampah Indonesia pada 2022 mencapai 21 juta ton. Diperkirakan 4,8 juta ton-12,7 juta ton limbah ini berakhir di lautan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, 16 kementerian/lembaga bekerja sama untuk mengurangi jumlah sampah di laut. Sebagian besar limbah ini berasal dari individu dan produsen.
“Sekitar 80% sampah laut Indonesia berasal dari daratan, 30% di antaranya adalah sampah plastik,” ujarnya, awal Juni lalu.
Vivien mengatakan pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan sampah laut hingga 70% pada 2025. Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen. Saat ini, sebanyak 16 produsen telah menerapkan pengurangan limbah