Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bertemu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Februari 2023. Politisi perempuan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu diincar partai politik untuk dicalonkan sebagai calon wakil presiden pada pemilihan presiden 2024.
Pertemuan Khofifah dengan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu untuk membahas perkembangan politik jelang pemilu. Namun, Prabowo tidak menyebutkan apakah ada rencana menggaet Khofifah sebagai calon wakil presiden.
Sebagai informasi, Partai Gerindra telah mencanangkan Prabowo sebagai calon presiden (capres) pada pemilu tahun depan. “Saya kira beliau adalah salah satu tokoh yang memiliki kemampuan di tingkat negara dan nasional,” ujarnya usai bertemu Khofifah di Surabaya, Jawa Timur, pada 13 Februari 2022, dikutip dari Antara.
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) juga mempertimbangkan Khofifah sebagai calon wakil presiden. Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera membentuk Koalisi Perubahan dan mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kiri, berjilbab putih). (ANTARA FOTO/Irfan Anshori/nz)
Elektabilitas Khofifah Indar Parawansa
Dalam jajak pendapat calon wakil presiden, Khofifah cenderung masuk lima besar politisi dalam hal perolehan suara. Menurut lembaga riset Indicators, perempuan berusia 57 tahun ini meraih 6,6% suara atau menduduki peringkat ke-5 di antara 18 politisi dalam jajak pendapat antara 1 dan 6 Desember 2022.
Daya tarik Khofifah sebagai calon wakil presiden tak lepas dari afiliasinya dengan Nahdlatul Ulama (NU). Dia memimpin badan otonom NU bernama Muslimat antara tahun 2000 dan 2021.
Saat bertemu dengan Prabowo, Khofifah dan mantan Pangkopas itu membahas sejarah NU. Selain itu, lulusan Ilmu Politik Universitas Airlangga itu juga membahas rencana kerja sama dengan Timur Tengah untuk melestarikan Islam moderat.
Daya tarik Khofifah juga terkait dengan rekam jejaknya sebagai wakil dan pemimpin Jawa Timur. Komisi Pemilihan Umum menyatakan daerah ini memiliki 30,9 juta pemilih terdaftar pada 2019. Jumlah ini terbesar kedua setelah Jawa Barat.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Zk/YU)
Karir politik Khofifah Indar Parawansa
Khofifah mengawali karir politiknya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) perwakilan Jawa Timur pada 1992. Saat itu, perempuan lulusan S2 Universitas Indonesia ini masih menjadi anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Hingga tahun 1997, Khofifah menjabat sebagai pimpinan Fraksi PPP di DPR. Masa jabatan perempuan kelahiran Surabaya ini berakhir pada 1999. Pada saat yang sama, ia juga beralih dari PPP ke PKB.
Khofifah kembali ke DPR pada tahun 2004 untuk mewakili kabupaten Jawa Timur I yang meliputi kabupaten Surabaya dan Sidoarjo. Antara 2004 dan 2006, ia mengetuai Komisi VII yang membidangi masalah energi, industri, riset dan inovasi.
Selain bekerja di parlemen, Khofifah juga dua kali menjabat sebagai menteri. Pertama, Khofifah menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dalam kabinet Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) antara tahun 1999 hingga 2001. Kedua, ia menjabat sebagai Menteri Sosial dalam kabinet pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) antara tahun 2014 hingga 2018.