Desmond Junaidi Mahesa, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, meninggal dunia pada Sabtu (24/6). Almarhum meninggal di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Sebelum meninggal, Wakil Komisi Hukum DPR itu disebut menderita sesak napas selama dua bulan terakhir. Di parlemen ia aktif membahas beberapa kebijakan strategis di bidang penegakan hukum dan HAM.
Desmond Mahesa lahir di Banjarmasin, 12 Desember 1965. Ia duduk di DPR sejak pemilu 2009 saat Gerindra mulai mengikuti pemilu. Pada Pemilu 2019, ia kembali terpilih sebagai anggota DPR periode 2019-2024 dari daerah pemilihan Banten II yang meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon.
Nama Desmond mulai dikenal publik sejak reformasi 1998. Ia menjadi salah satu korban penculikan aktivis prodemokrasi pada 1997 hingga 1998. Saat itu Desmond terlibat dalam gerakan mahasiswa yang menggulingkan pemerintahan Orde Baru.
Pada saat penculikan itu, Desmond bergabung dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBHN) Nusantara dan menjabat sebagai ketua. Ia dilaporkan hilang pada 10 Februari 1998 bersama 21 aktivis lainnya. Dari 22 aktivis yang diculik, hanya 9 yang kembali, yakni Desmond, Nezar Patria, Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Andi Arief, Faisol Reza, Rahardjo Walujo Djati, Aan Rusdianto, dan Mugianto.
Pasca penculikan tersebut, pada tahun 1998 Desmond membuka Des & Des Law Offices yang kemudian berganti nama menjadi “TREAD’S & Associate”. Selanjutnya pada tahun 2008 Desmond bergabung dengan politisi Partai Gerindra dan menjabat sebagai ketua.
Setelah terpilih sebagai Anggota Dewan, Desmond kemudian aktif di parlemen. Beberapa isu penting yang diurus Desmond adalah kasus Bank Century dan hebohnya legitimasi Jaksa Agung Hendarman Supandji. Di DPR ia juga menjabat sebagai sekretaris Fraksi Gerindra.
Sosok Desmond J Mahesa dalam Mata Rakan
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut sosok Desmond tak lepas dari sikap kritisnya baik dalam menyampaikan pendapat maupun kritik saat memimpin rapat di Komisi III DPR. Muzani menyebut Desmond adalah salah satu kader terbaik Gerindra.
Menurut Muzani, semasa hidupnya Desmond kerap memberikan pandangan konstruktif kepada generasi muda. Terutama agar para aktivis bisa melatih diri dan terus menempa diri menjadi pemimpin masa depan. Ia menilai sosok Desmond juga memiliki pandangan yang baik dalam upaya membangun demokrasi dan negara.
“(Almarhum) sangat mencintai rakyat dan bangsa, makanya beliau sangat prihatin dengan proses demokrasi yang berlangsung di negeri ini,” kata Muzani.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengenang Desmond sebagai politikus dengan warna kulit berbeda. Sahroni mengaku banyak belajar dari mantan aktivis yang dikenal tangguh itu.
“Saya juga belajar banyak dari dia, dia tangguh tapi baik hati,” kata Sahroni.
Selain kritis dan tegas, Sahroni mengenang Desmond sebagai pribadi yang sederhana. Ia berharap nilai kritis yang ditunjukkan Desmond bisa menjadi contoh yang baik bagi politisi lainnya.