Desas-desus beredar bahwa Presiden Joko Widodo telah memilih Perry Warjiyo untuk melanjutkan posisinya di Bank Indonesia. Menurut tiga sumber Reuters, kepala negara hanya mengajukan satu calon untuk jabatan itu.
Jokowi telah menyerahkan nama-nama calon gubernur Bank Indonesia periode 2023-2028 kepada DPR. Surat Presiden alias Supres berisi nama itu diterima pimpinan DPR hari ini, Rabu (22/).
“Surat itu diterima pimpinan DPR dalam amplop yang dipernis. Saya sudah mendapat informasi dari Sekretariat Jenderal DPR,” kata anggota Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun kepada Katadata.co.id.
Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden kerap mengusulkan nama calon gubernur BI. Pada 2010 hanya ada Darmin Nasution, lalu Agus Martowardojo pada 2013, dan Perry Warjiyo pada 2018.
Sejarah juga mencatat, sangat jarang seorang gubernur bank sentral menjabat dua periode. Selama 69 tahun Bank Indonesia berdiri, hanya ada dua gubernur yang menjabat hingga dua periode. Pertama, Radius Prawiro tahun 1966 sampai 1973 dan Rachmat Saleh tahun 1973 sampai 1983.
Gubernur BI Perry Warjiyo. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Siapakah Perry Warjiyo?
Pria yang genap berusia 64 tahun pada 25 Februari ini merupakan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada tahun 1982. Ia menyelesaikan gelar masternya di Iowa State University pada tahun 1989 dan dua tahun kemudian meraih gelar doktor.
Karirnya di bank sentral dimulai pada tahun 1984. Menurut situs resmi Bank Indonesia, Perry menjabat sebagai Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia. Ia juga naik jabatan menjadi Asisten Gubernur BI untuk kebijakan moneter.
Selain BI, pria asal Sukoharjo ini pernah menjabat posisi penting di Dana Moneter Internasional (IMF) selama dua tahun. Di sini, ia menjabat sebagai direktur eksekutif yang mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam Kelompok Pemungutan Suara Asia Tenggara. Ia baru kembali ke Indonesia pada tahun 2009.
Sejak itu, nama Perry sudah empat kali dicalonkan menjadi wakil gubernur bank sentral. Namun, dia terus gagal. Hingga akhirnya pada tahun 2013, ia terpilih sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia.
Kemenangan ini diraihnya dengan gemilang, mengalahkan Hendar yang saat itu menjabat sebagai Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI.
Setelah lebih dari dua dekade berkiprah di BI, ia berhasil menduduki jabatan pimpinan pada 16 April 2018. Perry resmi menjadi Gubernur bank sentral menggantikan Agus Martowardojo.
Gubernur BI Perry Warjiyo. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.)
Warisan Perry Warjiyo
Prestasi itu dibuat oleh Perry dalam satu tahun masa jabatannya. Tepat di hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2019, BI meluncurkan Kode Standar Indonesia Cepat Tanggap alias QRIS. Hanya dengan satu kode, masyarakat Indonesia dapat melakukan pembayaran terintegrasi dengan berbagai bank dan dompet digital.
Di penghujung 2021, bank sentral meluncurkan Bank Indonesia Fast Payment alias BI-FAST. Layanan ini terintegrasi dengan transaksi keuangan di m-banking atau internet banking. Sistem ini dibuat untuk melengkapi inisiatif transformasi digital sebelumnya, QRIS.
Dengan BI-Fast, nasabah dapat melakukan transfer antar bank secara online dengan biaya administrasi Rp2.500. Angka tersebut jauh lebih murah dari biaya transfer bank biasa yang berkisar Rp6.500. Transaksi juga dapat dilakukan 24 jam untuk berbagai jenis dan saluran pembayaran.
QRIS juga semakin berkembang sehingga bisa digunakan di luar negeri. Pada KTT G20 pada pertengahan November, ASEAN-5 menandatangani kerja sama pembayaran lintas batas.
Selain Indonesia, negara yang termasuk dalam kelompok ini adalah Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Dengan demikian, sistem pembayaran berbasis kode QR di lima negara utama ASEAN akan terhubung satu sama lain.
Perry juga menyebut akan menjajaki kerja sama serupa dengan India, Arab Saudi, dan Jepang. Kemudian, orang Indonesia yang bepergian ke negara-negara tersebut tidak perlu menukarkan rupiahnya untuk melakukan transaksi. Hanya dengan memindai QRIS, transaksi sudah bisa dilakukan.