liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Pilot Disandera KKB Papua, Ini Profil Singkat Susi Air

Sudah 21 hari sejak pilot Susi Air Phillip Marthes disandera oleh Organisasi Papua Merdeka Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM). Warga negara Selandia Baru ini bersama lima penumpangnya ditangkap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada 7 Februari 2023.

Susi Air mengatakan, sejauh ini belum ada komunikasi langsung dengan KKB yang menyandera Mehrtens dan lima penumpang lainnya. Susi Air juga mengatakan tidak ada permintaan khusus dari KKB kepada perusahaan.

Selama ini pihak perusahaan hanya mendapat informasi perkembangan sandera Mehrtens dari media massa. Ini termasuk gambar dan video yang menunjukkan pilot disandera.

Tak hanya sandera, KKB Papua juga membakar pesawat yang dioperasikan Susi Air. Mengutip Tempo.co, harga pesawat yang dibakar kelompok bersenjata di Papua mencapai US$ 2 juta atau sekitar Rp 30,4 miliar.

Kejadian ini menyebabkan sebanyak 40% penerbangan Susi Air di Papua terhenti. Hal ini tidak hanya merugikan Susi Air, tetapi juga merugikan masyarakat Papua. Pasalnya, 70% operasi penerbangan porter atau logistik juga dihentikan.

Atas gangguan operasional tersebut, Susi Pudjiastuti selaku pendiri dan pemilik Susi Air meminta maaf kepada masyarakat Papua. “Saya sebagai pendiri dan pemilik Susi Air, ingin meminta maaf kepada masyarakat Papua, pemerintah daerah dan seluruh pengguna Susi Air di Papua yang mengalami gangguan, karena 70% penerbangan porter terhenti.”

Demikian ulasan profil Susi Air, maskapai yang menjangkau ujung timur Indonesia.

Perjalanan Awal Berdirinya Susi Air

Susi Air didirikan pada akhir tahun 2004 oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama suaminya Christian von Strombeck.

Pada awal pendiriannya, Susi Air tidak bertujuan untuk menjadi maskapai penerbangan komersial seperti maskapai kebanyakan. Maskapai ini awalnya didirikan untuk mengangkut kargo perikanan dari induk perusahaannya, PT ASI Pudjiastuti.

Pasalnya, transportasi darat ke Jakarta memakan waktu sekitar 12 jam. Waktu tempuh yang lama membuat sulitnya menjaga kesegaran komoditas ikan yang diangkut ke restoran dan pedagang di Jakarta.

Ide pendirian maskapai ini sebenarnya muncul sejak 1997. Selama tujuh tahun, Susi mengajukan pinjaman ke berbagai bank untuk membeli pesawat senilai US$2 juta. Realisasi tersebut baru terealisasi pada 2004, saat ia berhasil mendapatkan pinjaman senilai US$ 4,7 juta.

Mengutip buku berjudul “3 Sisi Susi”, berbekal uang pinjaman, Susi kemudian membeli dua pesawat Cessna 208 Grand Caravan. Pesawat jenis ini kemudian menjadi pesawat yang paling banyak dioperasikan oleh Susi Air.

Transformasi menjadi Maskapai Penerbangan Komersial

Seperti yang sudah disebutkan, awalnya Susi Air tidak dimaksudkan sebagai maskapai komersial, melainkan untuk mendukung bisnis perikanan ASI Pudjiastuti. Namun, bencana Tsunami Aceh 2004 mengubah perjalanan Susi Air hingga kini.

Saat itu, dua Cessna Grand Caravan baru yang baru dibeli Susi Air digunakan untuk mengangkut peralatan dan obat-obatan korban tsunami. Susi Air menjadi maskapai pertama dari luar Aceh yang masuk ke wilayah bencana, dua hari setelah bencana.

Dalam laporan Majalah Tempo bertajuk “Sayap Cinta di Langit Meulaboh”, pesawat Susi Air yang berhasil menembus lokasi bencana dipiloti langsung oleh suami Susi, Christian von Strombeck.

Selain itu, Susi Air juga tidak memungut biaya yang besar untuk sewa pesawatnya yang digunakan untuk menyalurkan bantuan, bahkan terkadang gratis. Ini berbeda dengan maskapai lain yang saat itu mengenakan biaya US$1.000 per jam untuk terbang.

Mengutip voi.id, sejak saat itu banyak negara lain yang menggunakan Susi Air untuk mengirimkan bantuan dan relawan. Hal ini membuat keberadaan Susi Air semakin dikenal. Belakangan, banyak pesawat Susi Air yang disewa oleh organisasi kemanusiaan internasional untuk pemulihan pascatsunami.

Pengalaman tersebut mengantarkan Susi untuk membentuk perusahaan penerbangan komersial Susi Air pada tahun 2005, dengan bisnis inti melayani perjalanan udara perintis di Indonesia.

Saat itu, Susi Air sudah memiliki tiga pesawat, sehingga bisa memulai penerbangan terjadwal dari Medan ke beberapa tempat. Selanjutnya, bisnis Susi Air semakin berkembang, menyediakan penerbangan komersial untuk rute percontohan, angkutan kargo, dan penerbangan charter.

Mengutip laman resmi perseroan, saat ini Susi Air melakukan 150-225 penerbangan dalam sehari, dengan total waktu terbang mencapai 40.800 jam. Susi Air tercatat melayani 196 rute domestik, 164 destinasi, dan 32 rute komersial.

Armada Udara Susi dan Tujuan

Armada Susi Air didominasi oleh Cessna Grand Caravan yang bisa dikatakan sebagai tulang punggung operasional perusahaan. Saat ini, perusahaan mengoperasikan 34 Cessna Grand Caravan.

Susi Air tercatat sebagai pengguna Cessna Grand Caravan terbesar di kawasan Asia-Pasifik. Selain Cessna Grand Caravan, Susi Air juga mengoperasikan Piaggio P.180 Avanti, dengan total 3 pesawat.

Susi Air juga mengoperasikan Pilatus PC-6 Porter, Let L-410 Turbolet, Air Tractor AT-802, dan Piper PA-28 Cherokee, masing-masing satu unit. Lalu ada helikopter AgustaWestland AW119 Koala dan AgustaWestland AW109.

Dari segi destinasi, Susi Air melayani penerbangan di tujuh wilayah Indonesia, yaitu sebagai berikut:

1. Jawa

Cilacap (Bandara Tunggul Wulung) Jakarta (Bandara Internasional Halim Perdanakusuma) Pangandaran (Bandara Nusawiru) Pangandaran (Lantai Udara Pantai Susi Int’l Pangandaran) Semarang (Bandara Internasional Achmad Yani) Sumenep (Bandara Trunojoyo) Surabaya (Bandara Internasional Juanda)

2. Kalimantan

Banjarmasin (Bandara Syamsudin Noor) Batulicin (Bandara Batulicin) Datah Dawai (Bandara Datadawai) Kotabaru (Bandara Stagen) Long Apung (Bandara Long Ampung) Long Bawan (Bandara Juvai Semaring) Malinau (Bandara Robert Atty Bessing) Melak (Bandara Melalan Kutai Barat) Muara Teweh (Bandara Beringin)Nunukan (Bandara Nunukan)Samarinda (Bandara Internasional SamarindaTanjung Selor (Bandara Tanjung Harapan)Tarakan (Bandara Internasional Juwata)

3.Sulawesi

Masamba (Bandara Andi Djemma)

4. Kepulauan Nusa Tenggara

Kupang (Bandara El Tari) Larantuka (Bandara Gewayantana) Lewoleba (Bandara Atambua) Pulau Rote (Bandara David Constantijn Saudale) Pulau Sabu (Bandara Sabu)

5.Maluku

Ambon (Bandara Pattimura)Banda (Bandara Bandanaira)

6. Papua

Biak (Bandara Frans Kaisiepo) Bintuni (Bandara Stenkol) Fak Fak (Bandara Fakfak) Manokwari (Bandara Rendani) Merdey (Bandara Merdey) Nabire (Bandara Nabire) Sorong (Bandara Dominique Eduard Osok) Serui (Bandara Sudjarwo Tjondronegoro) Sinak (Bandara Sinak) Wasior (Bandara Wasior) Wamena (Bandara Wamena) Sentani (Bandara Internasional Dortheys Hiyo Eluay) Merauke (Bandara Mopah)

7. Sumatera

Bengkulu (Bandara Fatmawati Soekarno) Blangkejeren (Bandara Senubung) Blangpidie (Bandara Blangpidie) Banda Aceh (Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda) Dabo (Bandara Dabo) Jambi (Bandara Sultan Thaha) Kutacane (Bandara Alas Leuser) Letung (Bandara Letung) Medan (Kuala) Bandara Internasional Namu) Meulaboh (Bandara Cut Nyak Dhien) Mukomuko (Bandara Mukomuko) Padang (Bandara Internasional Minangkabau) Pangkal Pinang (Bandara Depati Amir) Pekanbaru (Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II) Sibolga (Bandara Ferdinand Lumban Tobing) Siborong-Borong (Silangit ) Bandara) Simpang Ampek (Bandara Pusako Anak Nagari) Pulau Simeulue (Bandara Lasikin) Tanjung Balai Karimun (Bandara Sei Bati) Tembilahan (Bandara Tempuling)