Indeks kualitas udara DKI Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat, bahkan berada di posisi kelima terburuk di dunia. Namun, hal itu dinilai tidak semata-mata karena banyaknya kendaraan bermotor yang melintas di jalanan Ibu Kota.
Berdasarkan data Konfederasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada 2022, penjualan kendaraan bermotor dari segmen roda empat mencapai 1 juta unit, meningkat 18% dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan dari pabrik ke distributor pada Januari hingga Desember 2022 mencapai 1.048.040 unit.
Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai kendaraan bermotor hanya salah satu sumber pencemaran yakni sekitar 30%-40%.
“Sedangkan ada lebih dari 100 industri dalam radius 100 km dari Jakarta, ada sekitar 10 pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) yang berkontribusi sekitar 20-30 persen,” kata Yannes kepada Antara, dikutip Rabu (7/6). .
Selain itu, penyebab penurunan kualitas udara lainnya adalah aktivitas warga yang sering membakar sampah di pekarangan rumahnya. Oleh karena itu, asap menciptakan udara yang tidak sehat.
“Pembakaran sampah dalam radius 100 km dari Jakarta diperkuat dengan perubahan pola udara dan menyebabkan pergerakan udara menumpuk di Jakarta, selain tidak adanya hujan dan kelembapan udara,” ujarnya.
Sebelumnya, indeks kualitas udara DKI Jakarta menduduki peringkat kelima terburuk di dunia pada Rabu (7/6) pukul 8.25 WIB. Secara historis, Indonesia menempati urutan ke-26 dengan polusi terparah di dunia pada tahun 2022.
Berdasarkan data IQAir, indeks kualitas udara Jakarta (AQI US) tercatat mencapai 156 poin.
Menurut acuannya, US AQI pada kisaran 0-50 berarti kualitas udara baik, sedangkan kisaran 51-100 berarti kualitas udara sedang, dan kisaran 101-150 berarti kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Selanjutnya, kualitas udara tidak sehat berkisar antara 151-200, kualitas udara sangat tidak sehat berkisar antara 201-300, dan kualitas udara berbahaya berkisar lebih dari 301.
Data IQAir menyebutkan, Kota New York di Amerika Serikat merupakan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan indeks 196. Lalu, Doha di Qatar menjadi kota dengan polusi udara terparah kedua yakni 172, New Delhi di India berada di posisi ketiga dengan indeks 171, dan Dhaka di Bangladesh di posisi keempat dengan indeks 157.