Kementerian ESDM menyebut proyek carbon capture, salah satunya Carbon Capture, Utilization, and Storage atau CCUS, tidak masuk dalam rencana investasi JETP.
Dirjen Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) yang baru, Dadan Kusdiana mengatakan, skema bantuan pendanaan internasional untuk aplikasi CCUS dalam negeri akan berasal dari Asian Zero Emission Community (AZEC).
Komitmen bilateral senilai US$500 juta antara Jepang dan Indonesia terjadi pada KTT G20 di Bali November lalu. “CCUS tidak masuk JETP, tapi masuk AZEC,” kata Dadan kepada wartawan di Ayana Midplaza Jakarta, Selasa (27/6).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Jepang untuk 12 proyek terkait transisi energi, dekarbonisasi, energi terbarukan, teknologi daur ulang karbon, panas bumi, dan pengembangan amonia hijau dan hidrogen.
Sambung Dadan, proyek CCUS dalam negeri yang berpotensi mendapatkan bantuan dana AZEC adalah proyek CCUS Tangguh. Proyek yang dikenal sebagai Enhanced Gas Recovery (EGR) di Proyek Tangguh Train 3 milik BP yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua Barat, merupakan salah satu proyek paling progresif hingga saat ini.
Konsep EGR adalah menginjeksi gas CO2 yang berasal dari tiga Kilang LNG melalui CCUS di Padang Ubadari pada 2026. Namun, Dadan belum bisa memberikan kepastian nominal pembiayaan yang akan dikeluarkan untuk proyek CCUS di Tangguh. “Ada nilainya, bisa ditanyakan ke Dirjen Migas,” kata Dadan.