Pemerintah berencana membuat proyek percontohan di Sulawesi untuk mengimplementasikan program Fair Energy Transition Partnership (JETP) yang disetujui pada Agenda G20 November lalu.
Proyek percontohan akan diwujudkan dalam bentuk jaringan terintegrasi yang mampu mendistribusikan listrik dari sumber energi terbarukan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pembangunan proyek jaringan listrik merupakan salah satu alokasi pendanaan JETP selain agenda utama pensiun dini beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) di Pulau Jawa. dan Sumatera. .
Rencana tersebut disampaikan kepada Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim, John Forbes Kerry di World Economic Forum yang diadakan di Davos, Swiss, pada awal Januari lalu.
“Kemarin kita di Davos bersama John Kerry dan sudah request pilot project JETP di Sulawesi akan dibuat integrated grid,” ujar Luhut saat berbicara dalam agenda Saratoga Investment Summit 2023, Kamis (26/1).
Luhut mengatakan proyek percontohan yang sedang dibangun di Sulawesi berharap dapat menjadi fasilitas kelistrikan yang dapat mengurangi konsumsi listrik dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
“Energi terbarukan di Sulawesi itu angin, panel surya, PLTA dan panas bumi. Ini akan terintegrasi sehingga mengurangi pasokan listrik pembangkit listrik di sana. Program itu perlu kita jalankan,” kata Luhut.
Indonesia setuju membiayai transisi energi Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$ 20 miliar atau Rp 310 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk proyek pensiun dini PLTU dan pembangunan pembangkit energi terbarukan.
Pendanaan ini dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, bersama beberapa negara G7 lainnya seperti Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, serta Norwegia, Denmark, dan negara Uni Eropa lainnya. Dana tersebut akan disalurkan dalam bentuk hibah, pinjaman lunak, dan pinjaman komersial.