Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan kajian atau penyesuaian taksonomi hijau selesai pada akhir 2023 dengan fokus pada sektor energi. Hal ini sesuai dengan sifat dokumen hidup dari taksonomi hijau yang memang dapat diadaptasi dalam konteks pengembangan klasifikasi bisnis.
Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan Terpadu OJK Henry Rialdi mengatakan pihaknya telah merilis green taxonomy pada Januari 2022. Ini merupakan sistem klasifikasi kegiatan yang mendukung upaya perlindungan dan pengelolaan kehidupan serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Taksonomi hijau adalah pedoman bagi lembaga keuangan untuk berinvestasi.
“Versi taksonomi hijau yang baru mencakup masalah lingkungan. Kajian juga akan fokus pada isu ESG dan transisi,” ujarnya kepada Katadata, Senin (13/3).
Henry mencontohkan, saat ini beberapa sektor belum bisa dikategorikan hijau, misalnya industri batu bara yang sulit mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan. Padahal, industri ini memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia dan saat ini trennya mengarah pada upaya transisi menuju energi bersih.
OJK selanjutnya akan mempertimbangkan persyaratan tambahan agar industri yang sebelumnya tidak dikategorikan hijau juga dapat memperoleh pembiayaan dalam rangka upaya transisi. Beberapa persyaratan tersebut, misalnya, berkaitan dengan rencana pengurangan target emisi dan penggunaan teknologi seperti penangkapan karbon di pembangkit batubara.
Lanjut Henry, pihaknya juga mempertimbangkan untuk mengubah kategori industri yang sebelumnya berbasis hijau, kuning, dan merah. Dia menilai, kategori warna merah yang digunakan saat ini menyebabkan lembaga keuangan enggan memberikan pembiayaan.
“Mungkin nanti kita akan menggunakan sistem tier. Ini sedang kita diskusikan,” ujarnya.
Henry menekankan bahwa tinjauan taksonomi hijau sekarang berjalan lancar. Ia juga rutin menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait baik dari pemerintah maupun swasta.
“Juga ada bahaya bagi perekonomian jika transisi dilakukan terlalu cepat. Ini yang ingin kita akomodir dalam revisi taksonomi hijau,” ujarnya.