Multi Bintang Indonesia, perusahaan brewing BINTANG, berupaya menerapkan prinsip ekonomi sirkular penuh dalam setiap kegiatan operasionalnya untuk menciptakan lingkungan dan bisnis yang berkelanjutan.
Director of Corporate Affairs Multi Bintang Indonesia, Ika Noviera, mengatakan perseroan berkomitmen untuk mengelola dan mengurangi limbah dan emisi dengan memaksimalkan siklus produk dan memberikan masa pakai kedua bagi produk sampingan yang tersisa dari proses produksi.
Ika mengatakan sejak akhir tahun 2021 perusahaan telah merancang dan menerapkan sistem pengembalian botol, krat dan tong melalui mitra bisnis hampir 80% dari total produksi bir dalam botol untuk digunakan kembali.
Untuk meningkatkan upaya pengembalian produk kemasan minuman, perusahaan kini menyediakan jalur pengembalian langsung bagi masyarakat melalui kemitraan dengan Rekosistem, sebuah perusahaan rintisan yang berfokus pada pengelolaan tanpa limbah dan ekosistem berkelanjutan.
Ika menjelaskan, kerja sama antara Multi Bintang Indonesia dan Rekosistem menawarkan poin reward bagi mereka yang menyetor botol bir BINTANG atau Heineken® melalui drop point Rekosistem yang tersedia, senilai Rp500 per botol.
Masyarakat hanya perlu mengunduh aplikasi Rekosistem di ponselnya, lalu mengikuti petunjuk dan mencantumkan kode promosi ‘BijakBintang’.
“Botol kaca ini bisa dipakai ulang sampai 7-8 delapan kali, kurang lebih 80% botol ini bisa dipakai ulang. Kemana perginya 20% itu? Biasanya diserap oleh pelaku UKM, misalnya ke dalam botol kecap,” ujar Ika . di Nara Senopati Jakarta pada Rabu (14/12).
Melalui kerjasama ini, masyarakat dan konsumen dapat mengembalikan sampah kemasan produk Multi Bintang Indonesia di seluruh drop point Rekosistem yang tersebar di berbagai wilayah strategis di Jabodetabek.
Chief Executive Officer dan Co-Founder Rekosistem, Ernest Layman mengatakan, informasi lokasi drop point juga bisa dilihat di Instagram @rekosistem atau aplikasi Rekosistem.
Selain botol kaca dan kaleng minuman, masyarakat juga dapat menitipkan sampah lainnya di drop point Recosistem, dengan memberikan poin reward untuk jenis sampah tertentu.
Ernest menambahkan, Rekosistem hadir untuk mengimplementasikan ekosistem berkelanjutan melalui layanan pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga daur ulang sampah.
Salah satu cara untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan melakukan pendekatan yang lebih proaktif kepada masyarakat, seperti bekerja sama dengan Multi Bintang Indonesia. “Kami melihat masalah sampah kemasan masih menjadi masalah yang memprihatinkan di Indonesia dan terus berkembang,” kata Ernest.
Saat ini, Multi Bintang Indonesia dan Rekosistem juga berencana memperluas sistem layanan pengembalian paket untuk menjangkau lebih banyak orang melalui jalur ritel.
Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong kebiasaan pengelolaan sampah kemasan yang baik serta tren gaya hidup ramah lingkungan di berbagai lapisan masyarakat.
“Kami berharap kerjasama antara Multi Bintang Indonesia dan Rekosistem dapat bersifat jangka panjang, karena kami juga berharap dengan memberikan kemudahan akses kepada masyarakat, kebiasaan dalam mengelola sampah yang baik dan tren gaya hidup ramah lingkungan dapat meningkat,” ujar Ernest.
Inisiatif ini juga sejalan dengan gerakan “BINTANG Bersama Bijak” yang diusung oleh Multi Bintang Indonesia, sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk mendorong konsumsi yang bertanggung jawab, baik dalam menggunakan produknya maupun dalam mengelola limbah kemasannya.
“Kami percaya untuk menciptakan inisiatif keberlanjutan yang benar-benar berdampak, kami perlu mencari mitra yang memiliki visi dan tujuan yang sama,” kata Ika.
Hingga kini, sekitar 98% limbah padat dalam proses produksi Multi Bintang Indonesia telah berhasil didaur ulang. Perseroan juga telah merealisasikan berbagai inisiatif keberlanjutan terkait pengelolaan dan pengolahan sampah, antara lain pemasangan perangkap sampah keempat di Kota Tangerang melalui kerjasama Yayasan Bank Sisa Sungai Cisadane (Banksasuci) dan Aliansi Air DAS Cisadane (AADC). .
Selain itu, perusahaan juga melaksanakan program bank sampah bersama We-Hasta di 293 lokasi di seluruh Mojokerto dan Tangerang dengan lebih dari 7.000 anggota masyarakat dan 28.000 penerima manfaat.
“Walk the talk memang tidak mudah, apalagi ketika menerapkan sesuatu yang dianggap tidak populer, tapi sebenarnya perlu. Misalnya masih banyak yang belum menyadari bahwa sampah masih memiliki nilai yang berharga,” ujar Ika.