Transmart, raksasa ritel yang pernah sukses kini berada di masa senja. Transmart tidak dapat beradaptasi dengan pasar, kalah dalam persaingan harga dengan perusahaan ritel lainnya.
Tanda-tanda kekalahan Transmart dalam menghadapi persaingan pasar retail dimulai pada awal Januari 2020. Transmart menutup cabang Carrefour di Supermall Karawaci. Kemudian menjelang akhir tahun 2020 booth di Mal Indonesia juga akan ditutup.
Carrefour merupakan pimpinan Transmart sebelum diambil alih oleh Chairul Tanjung pada tahun 2012.
Di tahun yang sama, 30 September 2020, PT Trans Retail juga mendapat somasi dari PT Tritunggal Adyabuana untuk restrukturisasi utang melalui skema Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), karena Trans Retail tidak melunasinya.
Sementara itu, PHK dan penutupan cabang terus mendorong efisiensi. Pasca pandemi, keadaan Transmart semakin memburuk. Toko sudah tidak menggunakan AC, rak produk sudah kosong, jumlah barang dan mesin kasir sudah tidak lengkap lagi.
Transmart gagal beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang beralih ke belanja online. Konsumen juga mengeluhkan tingginya harga di retail ini.
Sejak 2022, perusahaan retail CT Corp ini telah menutup 7 cabang di Jakarta dan Batam.
Kabar terbaru Transmart di Blok M Square juga tutup selamanya. Toko kelontong sudah lama ditinggalkan. Koridor produk segar seperti daging sapi, ayam, ikan hidup dan berbagai hewan laut lainnya telah ditutup dan tidak dijual lagi.
Sebelumnya Vice President Corporate Communications Transmart, Satria Hamid
mengatakan beberapa cabang Transmart sepi karena masyarakat masih dalam tahap transisi dari pandemi Covid-19.
“Karena mereka sudah terbiasa memesan barang dari rumah atau online di masa pandemi ini,” kata Satria kepada Katadata.co.id, Jumat (27/1).
Berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) bertajuk “Indonesia: Retail Foods” edisi Juli 2023, Transmart Carrefour merupakan toko kelontong terlaris keenam di Indonesia. Selama 2022, penjualan ritel akan mencapai US$318 juta.
Pengecer terlaris adalah Alfamart yang mencatat penjualan US$7,62 miliar, naik 40% dibandingkan tahun 2021.
Musim Gugur Mengurus Bisnis
PT Trans Retail Indonesia yang beroperasi sebagai Transmart berawal dari beroperasinya supermarket raksasa asal Perancis, Carrefour. Bisnis retail ini menawarkan konsep One Stop Shopping dengan lebih dari 40.000 produk terjual kepada pelanggan.
Carrefour sendiri memulai ekspansinya di Indonesia pada Februari 1996. Perusahaan menjalin kerjasama dengan PT Tigaraksa Satria Tbk, perusahaan distribusi terkemuka, untuk membangun cabang Carrefour di Indonesia.
Mereka kemudian mendirikan PT Cartisa Properti Indonesia (CPI) dengan 70% kepemilikan Carrefour dan 30% kepemilikan Tigaraksa Satria. Disusul dengan pendirian PT Carti Satria Megaswalayan (CSM) pada Juli 1996 dengan struktur kepemilikan serupa.
PT CSM kemudian membuka cabang Carrefour pertamanya pada 14 Oktober 1998 di Cempaka Putih, Jakarta dengan modal US$ 60 juta. Disusul PT CPI dengan membuka cabang kedua di tahun yang sama di Duta Merlin Jakarta. Saat itu, nama Carrefour langsung melejit karena menawarkan harga produk yang murah.
Singkat cerita, pada 19 November 2012, Groupe Carrefour France menerbitkan seluruh saham Carrefour di Indonesia. Konglomerat Chairul Tanjung kemudian membeli 60% saham Carrefour Indonesia senilai Rp7,2 triliun atau US$750 juta melalui skema Share Purchase Agreement dan dibantu sindikasi bank asing.
Akuisisi ini merupakan transaksi terbesar di Indonesia pada sektor konsumen. CT Corp akhirnya diizinkan menggunakan merek Carrefour selama 5 tahun dengan perpanjangan waktu selama 5 tahun. Setelah pengambilalihan penuh pada 16 Januari 2013, nama PT Carrefour Indonesia berubah menjadi PT Trans Retail Indonesia.
PT Trans Retail mulai mengembangkan format retail lainnya sebagai upaya mengembangkan berbagai jenis format retail. Mereka menggabungkan konsep pusat perbelanjaan keluarga dengan gaya hidup modern, pusat elektronik, toko pakaian merek internasional, taman bermain anak, dan area restoran. Target pasarnya adalah kalangan menengah ke atas.
Transmart Carrefour pertama resmi berdiri di Cikokol, Tangerang pada 20 Juni 2014 dengan modal Rp 100 miliar, bernama Transmart Carrefour Super Center.
Awalnya, targetnya adalah mengganti nama Carrefour 3-5 tahun setelah pengambilalihan (2015-2017). Namun, ada lebih dari 60 cabang yang memilih tetap menggunakan nama Carrefour karena citranya yang kuat di masyarakat.
Terakhir, pada November 2020, Transmart secara resmi mengumumkan bahwa akhir tahun 2021 akan menjadi batas penggunaan nama Carrefour. Semua cabang mengubah nama Carrefour menjadi Transmart hingga akhir masa usahanya.