Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong kerja sama lintas negara ASEAN untuk menerapkan strategi efisiensi energi.
Dirjen Energi Terbarukan dan Konservasi Energi yang baru Dadan Kusdiana mengatakan negara-negara Asia Tenggara telah membangun platform kerja sama di bawah payung ASEAN Action Plan for Energy Cooperation (APAEC). Salah satu programnya adalah workshop efisiensi energi yang akan diselenggarakan secara daring pada 3-4 April 2023.
“Di bawah pengawasan APAEC, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi energi,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Selasa (4/4).
Dadan mengatakan ASEAN telah menetapkan target untuk mengurangi intensitas energi sebesar 32% pada tahun 2025. Pada tahun 2020 upaya ini telah mencapai 23,8%. Menurut Dadan, sektor energi menyumbang permintaan energi terbesar di ASEAN, mencapai 146,2 juta ton setara minyak (ToE). Ini setara dengan 38,6% dari total konsumsi energi ASEAN pada tahun 2020.
Menurut Dadan, beberapa sektor industri seperti semen, baja, kimia, dan petrokimia perlu melakukan efisiensi. Namun, satu hal yang juga menjadi perhatian adalah pertumbuhan fasilitas data center yang sangat pesat.
“Hal ini perlu disikapi dengan mengadopsi green data center melalui penghematan energi,” ujarnya.
Selain sektor industri, sektor transportasi menempati urutan kedua dalam konsumsi energi di seluruh negara ASEAN. Dalam mengatasi tantangan ini, Dadan mengatakan perlu menggunakan kebijakan untuk mengejar Net Zero Emissions. Hal ini misalnya dengan penerapan standar penghematan bahan bakar yang sejalan dengan ASEAN Fuel Economy Roadmap 2018-2025 dan pengembangan ekosistem Electric Vehicle (EV) di kawasan ASEAN.
“Indonesia bercita-cita menjadi pusat global industri baterai dan manufaktur EV,” kata Dadan.
Indonesia memiliki target 2 juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor listrik pada tahun 2030. Target tersebut didukung oleh kebijakan yang baru diluncurkan yang memberikan insentif untuk mempercepat penyebaran kendaraan listrik di tanah air.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, Dadan mengatakan Indonesia dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 29,79 juta barel setara minyak (MBOE) dan mengurangi emisi sebesar 7,23 juta ton CO2.