liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Logo

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah membidik investasi hijau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pascagempa tahun 2018 dan pandemi Covid-19.

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulawesi Tengah) Ma’mun Amir mengatakan, tahun ini Pemprov dan Pemkab Sigi menyelenggarakan Festival Lestari. Ini merupakan acara rutin tahunan yang diprakarsai oleh Lingkar Temu Lestari Kabupaten (LTKL) untuk mendorong ekonomi berkelanjutan.

Ma’mun mengatakan Pemprov ingin melakukan diversifikasi investasi masuk dan meningkatkan porsi investasi hijau. “Kami ingin mempercepat transisi menuju ekonomi hijau dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya, Rabu (21/6).

Menurut Ma’mun, Sulteng memiliki potensi besar di sektor keberlanjutan yang dapat menarik investor. Kawasan ini kaya akan komoditas seperti kopi, durian, coklat dan vanili serta didukung oleh kekayaan wisata alam dan budaya.

Salah satu potensinya adalah Cagar Biosfer Lore Lindu yang merupakan salah satu situs megalitik tertua di dunia. Kawasan seluas 1,6 juta hektar ini merupakan salah satu dari 19 cagar biosfer yang ada di Indonesia.
Arma Janti, Perwakilan Taman Nasional Lore Lindu mengatakan, kawasan ini dapat dikembangkan dengan konsep pemulihan ekonomi.

“Adanya konservasi bukan berarti melarang pemanfaatan, tetapi kegiatan konservasi dan pengelolaan perlu diseimbangkan, terutama untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Sigi dan Pengurus LTKL Mohamad Irwan Lapatta mengatakan Festival Berkelanjutan menjadi momentum peningkatan pascagempa besar, pencairan, dan pandemi Covid-19. Lebih dari itu, menurutnya Pemkab Sigi telah menerapkan konsep pembangunan Sigi Hijau sejak 2019.

Irwan mengatakan Festival Lestari juga menghadirkan Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam untuk membuka peluang kerja sama pembangunan berkelanjutan. Ia mengatakan Pemkab Sigi berkomitmen melindungi 50% wilayahnya dari pengembangan ekstraktif seperti pertambangan.

“Kami melihat potensi inovasi berbasis alam sebagai pelopor pendekatan pengelolaan kawasan yang lebih berkelanjutan untuk Sulawesi Tengah, Indonesia, bahkan dunia,” ujarnya.
Business Forum ini akan menghadirkan berbagai portofolio investasi dengan pendekatan inovasi berbasis alam yang dikembangkan oleh Daerah Sulawesi Tengah. Selain itu, jaringan LKTL juga memungkinkan untuk mendorong kerjasama dengan kabupaten lain di seluruh Indonesia.

Di Sulawesi Tengah, salah satu komoditi yang diunggulkan adalah vanili. Pada tahun 2000-an, komoditas vanila ini pernah menjadi primadona, namun kemudian ditinggalkan karena harganya turun. Kini, para petani di kawasan konservasi Lore Lindu melakukan praktik pengembangan komoditas didampingi mitra swasta dan juga telah mendapatkan sertifikasi atas usahanya mengembangkan usaha komoditas secara lebih bertanggung jawab.

“Kalau kakao diproduksi tanpa sertifikasi harganya sekitar Rp 42.500 per kilogram, sedangkan dengan sertifikasi harganya bisa mencapai Rp 46.850,” kata Zaitun, petani di Kabupaten Sigi.