Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dikabarkan akan mengumumkan kadernya Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDIP sore ini, Jumat (21/4). Lokasi pengumuman ini kemungkinan besar di Istana Batu Tulis, Bogor.
Keraton ini kerap menjadi lokasi pertemuan politik Megawati. Dia lima kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan satu kali dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Batu Tulis.
Dalam pertemuan dengan Prabowo pada Mei 2009, keduanya sepakat mencalonkan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden 2009. Namun, keduanya dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.
Kemudian, pada Februari 2018, Megawati menggelar pertemuan dengan Jokowi. Alhasil, Jokowi maju sebagai capres di Pilpres 2019. Tiga hari berselang, PDI Perjuangan melakukan deklarasi. Pertemuan ini berlanjut pada Juni dan Juli 2018 hingga akhirnya diputuskan KH Ma’ruf Amin mencalonkan diri sebagai pasangan Jokowi.
Terakhir, Megawati menggelar pertemuan politik dengan Jokowi di Istana pada 8 Oktober 2022. Keduanya membahas langkah-langkah penting untuk mengatasi krisis ekonomi dan pangan dunia.
Sejarah Istana Batu Tulis
Pemilihan Keraton Batu Tulis tak lepas dari kedekatan sejarah Megawati. Ayahnya, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, membangun kompleks bangunan seluas 3,8 hektar dan sempat meminta untuk dimakamkan di sana. Namun, pemerintah Orde Baru Soeharto memilih Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Soekarno.
Istana ini memiliki sejarah panjang. Cikal bakal kompleks bangunan ini dimulai pada tahun 1702. Ahli vulkanologi, Abraham Van Riebeeck, saat itu ditugaskan pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk meneliti kondisi Buitenzorg alias Bogor pasca meletusnya Gunung Salak pada 1699.
Van Riebeeck kemudian membangun resor pada tahun 1704 untuk memantau aktivitas gunung. Bangunan itu tidak jauh dari Prasasti Batu Tulis peninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran. Lokasinya berjarak sekitar dua kilometer dari Istana Bogor.
Pada tahun 1960-an Presiden Soekarno membeli tanah di sekitar resor. Perancang bangunannya sama dengan arsitek Istana Tampaksiring, Bali, yaitu RM Soedarsono. Gaya bangunan kedua keraton menjadi serupa.
Istana tempat peristirahatan Soekarno itu kemudian diberi nama Hing Puri Bima Sakti yang terletak di Jalan Batu Tulis, Desa Batu Tulis, Bogor Selatan, Jawa Barat. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 2 Tahun 1973, pengelolaan Istana Batu Tulis Sukarno diambil alih oleh pemerintah Orde Baru. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, pengelolaan diserahkan kembali kepada ahli waris Sukarno.