PLN telah menyiapkan 522 proyek energi hijau dengan total kapasitas hingga 15,1 gigawatt (GW) hingga tahun 2030 untuk dimasukkan dalam rencana investasi atau dokumen pembiayaan iklim dari Just Energy Transition Partnership (JETP) Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP).
Ratusan proyek hijau yang belum mendapatkan pendanaan diharapkan dapat dilakukan melalui penyaluran US$ 20 miliar atau sekitar Rp 310 triliun dari dana JETP yang dijanjikan Amerika Serikat (AS), Jepang dan beberapa negara G7 plus Denmark, Norwegia dan Uni Eropa.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, perseroan telah mengidentifikasi empat skenario transisi energi dalam kerangka JETP dan melakukan analisis teknis dengan Badan Energi Internasional dan analisis keuangan dengan Bank Pembangunan Asia.
“PLN melakukan analisis teknis dan finansial untuk memastikan target transisi energi dapat tercapai dengan rencana yang layak dan memastikan keuangan perusahaan selalu sehat,” kata Darmawan dalam siaran pers yang dikutip Senin (26/6).
Darmawan melanjutkan, PLN saat ini sedang mengkonsolidasikan semua program hijau yang belum mendapat pendanaan untuk masuk ke dalam CIPP dengan skema JETP. Dalam hal ini, PLN telah menyiapkan 522 proyek green energy yang berpotensi dibiayai JETP dengan total kapasitas 15,1 GW.
Jumlah ini lebih tinggi dari 163 proyek hijau yang dilakukan PLN secara mandiri untuk transisi energi guna mencapai target net zero emission 2060.
“PLN memiliki perencanaan yang baik dan telah membangun aliansi yang kuat untuk menurunkan emisi dengan tetap menjaga kekuatan finansial. Kami ingin transisi energi ini berkelanjutan sehingga dapat mendongkrak industri tanah air,” ujar Darmawan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pemerintah telah sepakat dengan negara anggota G20 untuk mendorong transisi energi di Indonesia melalui pemetaan proyek energi bersih ke dibiayai melalui skema JETP.
Untuk itu, Pemerintah bersama PLN dan Sekretariat JETP sedang menyusun skema teknis dan finansial yang paling tepat untuk mendukung ketahanan energi negara. “Pemerintah sudah setuju, joint statement juga sudah disetujui. Saya harap pengirimannya megawatt jam dan banyak pengurangan CO2,” ujar Dadan.
Dadan mengatakan draf teknis dan keuangan akan mengarah langsung pada pembangunan rantai pasokan energi hijau domestik. Bantuan finansial yang diberikan JETP akan dimaksimalkan untuk memperkuat industri hijau hingga sumber daya manusia lokal.
“Kemudian CIPP yang akan dihasilkan harus taktis dan layak, harus layak dari sudut pandang proyek dan kebijakan. Pemerintah mendorong rantai pasokan energi hijau dalam negeri. Industri ini dalam negeri sehingga sumber daya manusia lebih baik. Juga terserap,” kata Dadan.
Kepala Sekretariat JETP Edo Mahendra mengatakan, ada tiga kesepakatan dan target bersama dalam G20 untuk mendorong transisi energi di Indonesia. Ini termasuk mengurangi emisi karbon di sektor ketenagalistrikan, meningkatkan bauran energi dari energi baru dan terbarukan, dan mencapai target emisi nol bersih.
“Komitmen ini dibagi. Jadi kita bisa mulai perencanaan dan proyek dulu. Kita ingin mendapat masukan, termasuk potensi pilot project yang akan dihasilkan nanti,” ujar Edo.