Pemerintah akan mulai mencampur bensin dengan bioetanol pada pertengahan tahun ini. Dalam peta jalan percepatan implementasi bioetanol di Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM, implementasi dimulai dengan campuran bioetanol 5% atau E5, yang akan berlanjut hingga E20.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memastikan kendaraan berbahan bakar bensin yang sudah ada bisa menggunakan bensin E5, sehingga tidak perlu memodifikasi mesin.
Sekjen Gaikindo, Kukuh Kumara mengatakan, mayoritas teknologi mesin kendaraan roda empat yang diproduksi saat ini mampu menyerap biofuel E5. “Sebenarnya ini teknologi lama, tidak terlalu rumit,” ujar Kukuh kepada Katadata.co.id, Senin (20/2).
Kukuh menambahkan, Gaikindo menyambut baik rencana pemerintah untuk mencampur bensin dengan bioetanol. Menurutnya, hal ini bisa menjadi alternatif untuk menghemat konsumsi BBM selain mengurangi sebaran emisi karbon dari sektor transportasi.
Meski begitu, Kukuh berharap pemerintah bisa memaksimalkan lokasi uji coba agar tidak terbatas di wilayah Surabaya saja. Melakukan uji coba skala besar dianggap penting sebelum implementasi kebijakan secara luas. “Perlu pengujian terus menerus karena setiap kendaraan memiliki karakter yang berbeda-beda,” ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah akan melakukan uji coba terbatas pencampuran bensin dengan bioetanol di Surabaya, Jawa Timur. Pemilihan Surabaya berdasarkan lokasinya yang dekat dengan sumber bahan baku bioetanol di Mojokerto dan Malang.
Percobaan serupa pernah dilakukan pemerintah pada 2018. Namun, dibatalkan karena hasil percobaan menunjukkan harga bioetanol lebih mahal dibandingkan harga bensin tanpa subsidi.
Kementerian ESDM mengungkapkan, uji coba akan dilakukan dengan bensin jenis Pertamax karena dinilai lebih hemat dengan harga BBM tanpa subsidi yang relatif sama dengan harga bioetanol di kisaran Rp 12.000-13.000 per liter.
Namun untuk implementasi secara luas, pemerintah harus terlebih dahulu meningkatkan produksi bahan baku bioetanol. Pasalnya, kapasitas produksi saat ini hanya sekitar 40.000 kilo liter (KL) atau sekitar 0,1% dari total konsumsi bensin nasional.