Dewi Kam kembali mencatatkan namanya di jajaran orang terkaya versi Forbes Real Time Billionaires 2023. Per 24 Juli 2023, Forbes mencatat kekayaan bersih wanita berusia 73 tahun itu sebesar US$ 4,3 miliar atau setara Rp 64,6 triliun.
Menurut Forbes Rela Time Billionaires, Dewi Kam menempati urutan ke-628 dunia dan ke-21 di Indonesia. Namanya berada di peringkat 659 dunia menurut Daftar Miliarder Dunia 2023 yang dirilis pada 4 April 2023.
Namun, namanya tetap paling menonjol di seluruh Asia Tenggara sebagai wanita terkaya. Di urutan kedua ada Somurai Jaruphnit, perempuan asal Thailand yang tercatat memiliki kekayaan US$ 3,9 miliar. Posisinya dengan Dewi Kim tertinggal 85 poin.
Batubara sebagai Pengisi Dana Kekayaan
Menurut Forbes, kekayaan Dewi Kam berasal dari saham minoritas di perusahaan tambang batu bara Bayan Resources (BYAN). Ia diketahui memiliki saham sekitar 10% di perusahaan tersebut.
Mengutip idxchannel, saham BYAN naik tiga kali lipat pada 2022 karena kenaikan harga batu bara. Kenaikan nilai saham BYAN menyumbang sebagian besar kekayaan Dewi Kam yang meningkat menjadi sekitar Rp 40 triliun dalam empat bulan.
Per Desember 2022, kekayaan Dewi Kam tercatat US$ 2,2 miliar. Per April 2023, kekayaannya melonjak US$ 4,9 miliar hanya dalam waktu empat bulan, dipicu kenaikan saham BYAN.
Selain itu, Dewi Kam terlibat dalam beberapa proyek pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU). Namanya tercatat sebagai Komisaris Utama PT Sumber Segara Primadaya. Saham perusahaan dimiliki oleh PT Sumber Energi Sakti Prima dan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
Di PT Sumber Energi Sakti Prima, nama Dewi Kim tercatat sebagai komisaris. Kepemilikan saham PT Sumber Energi Sakti Prima di PT Sumber Segara Primadaya sebesar 51%, sedangkan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) memiliki 49% kepemilikan saham. Perusahaan ini merupakan operator PLTU Cilacap.
Sedangkan menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), PT Sumber Energi Sakti Prima merupakan perusahaan yang kepemilikannya akhirnya dikuasai oleh Dewi Kam dan Richard Jasin. 91% saham perusahaan dimiliki oleh PT Sumbergas Sakti Prima dan 9% dimiliki oleh Racecourse Investments Ltd. Dewi Kim juga pemilik PT Sumbergas Sakti Prima.
Nama Dewi Kim tercatat dalam database kebocoran lepas pantai International Consortium of Investigative Journalists, bersama dengan Mohamad Abdullah Jasin. Ia diduga berafiliasi dengan dua perusahaan yang berkantor pusat di British Virgin Islands dan Samoa.
Dewi adalah pemegang saham Birken Universal Corporation dan Direktur Savill Universal Ltd, berlokasi di British Virgin Islands, dan pemegang saham Overseas Finance Ltd, berlokasi di Samoa.
Dewi juga punya rekam jejak di proyek PLTU Jeneponto di Punagaya, Sulawesi Selatan. Ia disebut sangat tertarik dengan proyek ini melalui PT Sumber Energi Sakti Prima (SSP) yang bekerja sama dengan PT Bosowa Energi. Pembangkit tersebut merupakan penyuplai listrik Sulawesi Selatan dengan kapasitas 2×125 MW.
Menurut ICW, saat pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian kontrak proyek energi dengan China senilai US$ 3,56 triliun pada 2006, Dewi menghadiri acara penandatanganan kontrak tersebut. Proyek lain yang dikelolanya adalah Pabrik Kimia Berbasis Batubara di Balocci, Pangkep, Sulawesi Selatan dengan nilai US$ 687 juta.