liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 BARON69 RONIN86
Logo

Transisi energi dinilai tak dapat dilakukan tanpa adanya teknologi baru yang menurunkan biaya dari energi baru terbarukan atau EBT. Hal tersebut diutarakan oleh CEO BlackRock Larry Fink di forum Berlin Global Dialogue.

BlackRock adalah perusahaan manajemen investasi global yang mengelola aset lebih dari US$ 9,42 triliun dolar atau lebih dari Rp 146 kuadriliun per 30 Juni 2023.

“Kita tidak akan bisa melakukan transisi kecuali kita dapat menemukan teknologi yang dapat menurunkan biaya energi terbarukan secara kompetitif. Kita tidak bisa melakukan itu,” kata Fink seperti dikutip dari Bloomberg pada Senin (2/10).

Fink menambahkan bahwa BlackRock telah melakukan survei yang menunjukkan bahwa 57% investor global mereka berencana untuk berinvestasi lebih banyak pada teknologi dekarbonisasi.

“Kami melihat apa yang terjadi dengan kenaikan harga energi hanya dalam dua tahun terakhir di Jerman dan Eropa. Anda tidak dapat melakukan transisi,” ujarnya. Dia berpendapat, ketika harga energi naik, negara-negara berkembang akan menggunakan lebih banyak batu bara karena kehidupan saat ini lebih penting dari masa depan.

“Kita perlu memikirkan kembali keuangan, sehingga dapat menemukan cara untuk menyalurkan miliaran bahkan triliunan dolar ke negara-negara berkembang untuk membantu mereka dekarbonisasi,” kata Fink.

Terkait ketidakmampuan negara-negara berkembang mengelola kerawanan energi, Fink mengatakan BlackRock dan perusahaan-perusahaan keuangan lainnya tampaknya setuju.

“Pada akhir 2022, ketika terjadi krisis energi di Eropa, masalah keamanan energi di Eropa semakin mendorong kemiskinan energi di negara-negara berkembang,” kata analis energi Credit Suisse, Saul Kavonic.

Ini karena negara-negara Eropa dan negara-negara lain mampu membayar mahal untuk energi, sedangkan negara-negara berkembang tidak bisa melakukannya, dan beberapa negara sudah memilih pemadaman listrik secara rutin karena mereka tidak mampu membayar harga energi saat ini.

“Dan jika mereka mampu membeli suatu bentuk energi, maka itu adalah energi dengan biaya paling rendah, seperti batu bara, meskipun mereka mempunyai ambisi ramah lingkungan,” kata Kavonic.

Sebagai CEO Larry Fink mengawasi aset senilai US$ 10 triliun untuk BlackRock, manajemen aset terbesar di dunia. Namun BlackRock diejek oleh beberapa orang pada akhir tahun lalu karena menyerukan perusahaan untuk berinvestasi lebih banyak pada lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG.