Toko buku Books & Beyond ramai dibicarakan netizen karena dikabarkan tutup. Masalah muncul dari diskon besar-besaran yang dibuat toko di semua gerainya dengan penjualan obral.
Katadata mencoba mengkonfirmasi masalah ini dengan cabang Cilandak Town Square yaitu Books & Beyond. Menurut pekerja setempat, belum ada kepastian kapan cabang ini akan ditutup secara permanen. “Tapi diskon 50% untuk semua buku berlaku sampai akhir bulan ini,” ujarnya saat dihubungi Katatada, Selasa (18/4).
/LT Agak sedih tapi senang, Books & Beyond akan ditutup permanen guys dan sedang diobral hingga 80% di semua cabang 🙁 pic.twitter.com/P6Wn9KSfFI
— Pangkalan Sastera (@sastera) 16 April 2023
Books & Beyond adalah toko buku yang dikelola oleh PT Gratia Prima Indonesia, anak perusahaan PT Multipolar Tbk. Perusahaan dengan kode saham MLPL ini merupakan induk dari Grup Lippo yang dimiliki oleh miliarder Mochtar Riady.
Mitra Awal dari Singapura
Pendahulu Books and Beyond adalah Times Bookstore yang didirikan pada Juni 2008. Merupakan bagian dari toko buku Times Publishing Limited Singapura yang telah beroperasi selama 45 tahun. Saat itu, lisensi merek Times Bookstore di Indonesia dipegang oleh PT Matahari Putra Prima (IDX: MPPA), anak perusahaan Grup Lippo.
Kios pertama toko buku tersebut didirikan di aset Grup Lippo di Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang. Kampus ini didirikan oleh Johannes Oentoro dan putra Mochtar Riady, James Riady.
Sebagai toko buku yang banyak menawarkan buku-buku impor, Antara mengatakan pembukaan Toko Buku Times dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dan duta besar dari 40 negara. Bahkan, PT Times Prima Indonesia sebagai lembaga patungan ini akan menginvestasikan US$ 20 juta untuk target membuka 30 cabang dalam tiga tahun pertama Times Bookstore di Indonesia.
“Kami telah menunggu waktu yang tepat untuk memasuki pasar Indonesia dan hari ini kami sangat bersemangat untuk bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki tujuan, semangat, dan semangat yang sama untuk meraih kesuksesan dalam bisnis ritel buku,” ujar CEO Times Publishing. Limited, Dato’ Ng Jui Sia saat pembukaan Toko Buku Times dilansir Antara.
Namun, setelah empat tahun berdiri, Times Bookstore berganti nama menjadi Books & Beyond hingga sekarang. Dengan pergantian nama, konsep gerai ini pun berubah. Jika awalnya Times Bookstore fokus pada penjualan buku, maka Books & Beyond menyediakan tempat bermain anak yaitu penjualan perangkat elektronik. Konsep penyediaan ruang baca bagi pengunjung ala Times Bookstore masih dipertahankan.
Chief Executive Officer Books and Beyond, Monica Lembong mengungkapkan alasan pergantian nama outlet ini merupakan hasil uji ahli dari Times Singapore dalam kegiatan operasional dan produk pengetahuan. “Sehingga dapat berjalan lebih mandiri dibandingkan TImes Publishing Singapura dan dapat mengembangkan berbagai peluang bisnis di Indonesia.” ujarnya saat peluncuran Books & Beyond, Oktober 2012, dikutip dari situs resmi Universiti Pelita Harapan.
Monica juga menjelaskan Books & Beyond saat itu sudah memiliki 27 toko di Indonesia dan menargetkan 35 cabang di tahun 2013. “Masih banyak antrian di daerah baru. Jujur saya terharu, terutama menanggapi permintaan dari Indonesia Timur,” kata Direktur Pemasaran PT Gratia Prima Indonesia, Danny Kojongian di Tangerang, Oktober 2012.
Founder Lippo Group, Mochtar Riady (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)
Mulai Mengalami Penurunan Penjualan
Dalam perkembangannya, Books & Beyond mengalami penurunan kinerja dari tahun 2015 ke 2016. Penyebabnya adalah perkembangan teknologi yang mengubah format buku fisik menjadi buku elektronik. Untuk itu, perusahaan memasuki bisnis buku elektronik alias e-book, dan menggunakan portal jual beli online.
“Tahun itu (penjualan) sedikit menurun karena pasar buku seperti itu, semakin sedikit buku yang diterbitkan, sehingga yang dibeli juga berkurang. Tapi untuk saat ini (2017) meningkat lagi,” ujar staf divisi e-commerce Books & Beyond, Franky Fernando, dikutip dari CNN Indonesia.
Hingga April 2023, Gratia Prima Indonesia mengoperasikan 18 cabang Books & Beyond di tujuh kota besar di Indonesia. Sebagian besar toko berada di aset Grup Lippo, seperti Siloam Hospitals Karawaci, Lippo Mall Kemang, hingga Siloam Hospitals Makassar.