liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Bappenas Targetkan Pemulihan 1,6 Juta Ha Gambut hingga 2024

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menargetkan untuk memulihkan 1,6 juta hektar lahan gambut dan memulihkan 50.000 hektar hutan bakau pada tahun 2024.

Target-target tersebut tertuang dalam dokumen strategi nasional (strana) pengelolaan lahan basah. Plt Deputi Bidang Kelautan dan Sumber Daya Alam Kementerian Bappenas, Vivi Yulaswati mengatakan, strategi nasional ini diperlukan karena ada perubahan ekosistem lahan basah.

Perubahan suhu, tata guna lahan, dan kerusakan wilayah pesisir menjadi penyebabnya. Perubahan ekosistem ini kemudian mengurangi fungsi lahan basah.

“Mudah-mudahan Stranas ini dapat menjadi dasar koordinasi inisiatif lahan basah, baik dari pemerintah maupun non pemerintah,” ujarnya dalam peluncuran dokumen Stranas, Kamis (2/2).

Dokumen Strategi Nasional ini berfokus pada dua ekosistem, yaitu gambut dan mangrove, yang diketahui menyimpan karbon dalam jumlah besar.

Vivi menjelaskan, Indonesia memiliki 13,4 juta hektar lahan gambut atau setara dengan 82% luas lahan gambut di Asia Tenggara. Lahan ini menyimpan cadangan karbon sebesar 558 hingga 2740 ton karbon per hektar.

Indonesia juga merupakan negara dengan hutan bakau terluas di dunia, mencapai 3,3 juta hektar. Lahan basah ini dapat menyimpan sekitar 950 ton karbon per hektar.

Sayangnya, analisis peta lahan gambut negara dari 2011 hingga 2019, Indonesia kehilangan sekitar 175.000 hektare lahan gambut per tahun. Nilai ini setara dengan 1,3% dari total luas lahan per tahun. Menurut dokumen tersebut, faktor utama kerusakan gambut adalah pengeringan ekosistem gambut yang membuat lahan tersebut rentan terhadap kebakaran.

“Hal ini menyebabkan tingginya risiko kebakaran hutan gambut yang menyebabkan emisi karbon dan hilangnya lapisan gambut. Lahan juga menjadi tidak produktif,” bunyi dokumen tersebut.

Mangrove juga menderita deforestasi. Berdasarkan analisis data Peta Tutupan Lahan 2015-2020, rata-rata laju kerusakan ekosistem mangrove mencapai 26.121 hektar. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan laju deforestasi di negara Asia Tenggara lainnya, yakni 9.535 hektare per tahun.

Selama 10 tahun terakhir, penyebab terbesar deforestasi mangrove adalah konversi tambak terbuka, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, perubahan fungsi kolam pembersihan diawali dengan alih fungsi menjadi lahan dengan vegetasi rendah.

Guru Besar dan Ilmuwan Utama Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) IPB University, Daniel Murdiyarso menjelaskan, konservasi lahan basah berbeda dengan hutan pada umumnya. Lahan basah membutuhkan waktu lebih lama untuk terbentuk, dibandingkan dengan lahan kering seperti hutan. Daniel juga menemukan gambut yang berumur 13.500 tahun.

“Jadi mengapa konservasi itu penting? Karena barang antik. Rusaknya hutan bakau dan lahan gambut yang tidak terjaga berarti peradaban juga musnah. Kita orang Austronesia memang identik dengan mangrove,” jelasnya.

Pengelolaan mangrove dan gambut tidak akan berhenti hingga tahun 2024. Strategi ini akan diimplementasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Ada empat aspek utama yang akan menjadi sasaran, mulai dari peningkatan tutupan lahan, pengurangan emisi gas rumah kaca, menjaga keanekaragaman hayati, dan peningkatan ekonomi.