Meta berhasil mendapatkan lebih dari 30 juta pendaftaran untuk aplikasi media sosial terbarunya, Threads. Angka tersebut dicapai hanya dalam waktu 18 jam sejak diluncurkan. Threads memperpanjang daftar produk dari raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut.
Utas tersedia di 100 negara untuk sistem operasi iOS dan Android. Kehadirannya diprediksi akan menjadi pesaing kuat bagi Twitter.
Pengembangnya adalah tim Instagram, yang juga merupakan bagian dari Meta. Pengguna dapat menggunakan aplikasi ini menggunakan akun Instagram.
Setiap posting di Threads dapat berisi hingga 500 karakter teks. Itu dapat menyertakan tautan, foto, dan video yang tidak lebih dari lima menit.
“Visi kami dengan Threads adalah untuk mengambil yang terbaik dari Instagram dan mengembangkannya menjadi teks, (sehingga) menciptakan ruang positif dan kreatif untuk mengekspresikan ide-ide Anda,” tulis Meta dalam siaran pers yang dipublikasikan Selasa (5/7).
Cara Mengatur Privasi Facebook (Unsplash)
Berawal dari Facebook
Jauh sebelum Threads, produk pertama Meta adalah Facebook. Mark Zuckerberg dan kawan-kawannya di Universitas Harvard, Amerika Serikat, mengembangkan media sosial ini pada tahun 2004. Facebook memudahkan penggunanya untuk berbagi teks dan multimedia dengan pengguna lain yang telah menjadi temannya.
Awalnya, akses ke Facebook dibatasi untuk mahasiswa di universitas AS. Hingga kuartal pertama 2023, jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) Facebook telah mencapai 2,98 miliar.
Meta mulai memperluas lini produknya secara signifikan pada tahun 2012. Meta mengakuisisi Instagram seharga US$1 miliar. Instagram dimulai sebagai aplikasi pelaporan (check-in) bernama Burbn yang dikembangkan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger.
Namun, Systrom dan Krieger mengubah aplikasi menjadi platform berbagi foto. Mereka kemudian mengganti nama aplikasi Instagram, yang merupakan kombinasi dari “kamera instan” dan “telegram”.
Akuisisi Instagram terjadi sebulan sebelum Meta, yang masih bernama Facebook, go public di Bursa Efek Nasdaq pada Mei 2012. Perusahaan besutan Zuckerberg itu menghimpun US$ 16 miliar melalui penawaran umum perdana alias IPO.
Sejak 2012, Meta terus melakukan akuisisi untuk menambah produknya. Pada tahun 2014, Meta mengakuisisi aplikasi seluler perpesanan instan WhatsApp seharga US$19 miliar. Ini adalah akuisisi terbesar dalam sejarah Meta.
Didirikan pada tahun 2009, WhatsApp memudahkan penggunanya untuk mengirim teks, pesan suara, pesan video, gambar, dokumen, lokasi, dan konten lainnya. Aplikasi seluler hijau ini juga memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan dan melakukan panggilan video.
Akuisisi besar lain yang dilakukan Meta adalah Oculus VR. Meta menghabiskan US$2 miliar untuk membeli perusahaan virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) pada Maret 2014.
Akuisisi tersebut merupakan yang terbesar kedua dalam sejarah Meta. Saat pembelian, Oculus VR hanya mengembangkan prototipe untuk produk headsetnya.
Logo baru Facebook yang telah berganti nama menjadi Meta. (Facebook)
Hambatan untuk Pengembangan Meta
Tidak semua akuisisi dan pengembangan produk Meta berjalan mulus. Pada tahun 2020, misalnya, Meta harus menutup aplikasi seluler berbagi video pendek Lasso. Aplikasi yang baru berusia dua tahun ini akan berhadapan langsung dengan raksasa aplikasi serupa dari ByteDance bernama TikTok.
Pada tahun 2022, Meta juga terpaksa menutup layanan pembayaran berbasis blockchain bernama Diem setelah mendapat tentangan dari publik dan regulator. Meta meluncurkan layanan pada Mei 2019 sebagai proyek cryptocurrency.