Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan rencana pemerintah menggunakan dana transisi energi Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Dana sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 310 triliun rencananya akan digunakan untuk membangun fasilitas pembangkit energi terbarukan, untuk mempelajari pengadaan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pemerintah juga terus menggalakkan program pengembangan green energy seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Pemerintah juga sedang mengupayakan pilot project di Sulawesi berupa jaringan terintegrasi yang mampu menyalurkan listrik dari sumber energi terbarukan.
“JETP ini harus ditangkap agar benar-benar terealisasi, salah satunya pembangunan Kayan Hydro. Hari ini Presiden meletakkan batu pertama proyek di Kaltara terkait transisi energi,” kata Airlangga dalam Economic Outlook 2023 CNBC, Selasa (28/8). /2).
Selain itu, kata Airlangga, pemerintah juga menargetkan alokasi dana JETP untuk pengembangan sumber energi alternatif seperti nuklir hingga amoniak biru sebagai campuran bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara hingga 20%.
“Beberapa teknologi yang sedang didorong saat ini adalah studi untuk reaktor nuklir mini kecil yang juga sedang disiapkan,” kata Airlangga.
Pemerintah juga menggandeng Jepang untuk merealisasikan rencana Sumitomo Corporation menghentikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jepara Unit 1-4 Tanjung Jati B.
Pensiun dini PLTU akan dilaksanakan melalui mekanisme pertukaran dengan proyek PLTA Kayan. “Ada juga proyek dari Jepang untuk mengubah PLTU mereka menjadi hidro,” kata Airlangga.
Indonesia telah menyetujui pendanaan JETP dari beberapa negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, serta beberapa negara G7 lainnya seperti Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, serta Norwegia, Denmark, dan negara-negara Uni Eropa lainnya. Dana akan disalurkan dalam bentuk hibah, pinjaman lunak dan pinjaman komersial.
Dedieselisasi Pembangkit Listrik
Selain pembangunan infrastruktur, pemerintah juga menggalakkan beberapa program lain untuk menarik pendanaan JETP, salah satunya program Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan program dedieselisasi pembangkit listrik merupakan langkah efektif untuk menurunkan emisi karena membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan rencana pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU).
“Pemerintah ingin mempercepat konversi solar ke gas, kemudian dari gas ke pembangkit EBT. Langkah ini paling cepat jika ingin menurunkan emisi,” kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat. (17/2).