Kementerian ESDM melaporkan, sudah ada 4.473 permohonan insentif untuk beralih motor listrik dari motor bakar sejak program dimulai Maret lalu. Dari ribuan pengajuan, sebelas di antaranya telah memasuki tahap proses aplikasi konversi.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana mengatakan, dari sebelas sepeda motor tersebut, lima sepeda motor sedang diajukan untuk pengujian tipe, sertifikasi pendaftaran uji tipe (SRUT) dan sertifikasi uji tipe (SUT).
SRUT dan SUT merupakan dokumen persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor. Pemerintah telah membebaskan tarif sertifikasi SRUT dan SUT 0% untuk sepeda motor listrik convertible. Pembayaran SUT dan SRUT nol rupiah akan dibayarkan kepada bengkel yang ditunjuk oleh Kementerian ESDM.
Dadan mengatakan, pengujian untuk tipe SRUT dan SUT dilakukan di Balai Uji Kelayakan Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB), Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan.
“Dari sisi pendaftar ada 4.473 pendaftar. Kami melihat ini sebagai sinyal positif dari masyarakat terhadap program ini,” kata Dadan kepada Katadata.co.id, Jumat (21/7).
Ia berharap jumlah tersebut meningkat seiring meningkatnya minat masyarakat untuk beralih ke sepeda motor listrik dan memenuhi target konversi 50 ribu unit sepanjang 2023 dari alokasi biaya konversi sebesar Rp 7 juta per unit sepeda motor konversi.
Dadan mengatakan, bantuan pemerintah untuk sepeda motor listrik baru tidak menghambat program konversi karena jika dilihat dari kebutuhan, program konversi sepeda motor listrik syaratnya lebih mudah.
“Untuk program konversi, syarat utamanya adalah sepeda motor dan surat kendaraan laik jalan dengan dokumen pendukung yang jelas dan dapat diikuti oleh semua lapisan masyarakat,” kata Dadan.