Indeks kualitas udara DKI Jakarta menjadi yang terburuk kelima di dunia pada Rabu (7/6) pukul 8.25 WIB. Secara historis, Indonesia menempati urutan ke-26 dengan polusi terparah di dunia pada tahun 2022.
Berdasarkan data IQAir, indeks kualitas udara Jakarta (AQI US) tercatat mencapai 156 poin.
Menurut acuannya, US AQI pada kisaran 0-50 berarti kualitas udara baik, sedangkan kisaran 51-100 berarti kualitas udara sedang, dan kisaran 101-150 berarti kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Selanjutnya, kualitas udara tidak sehat berkisar antara 151-200, kualitas udara sangat tidak sehat berkisar antara 201-300, dan kualitas udara berbahaya berkisar lebih dari 301.
Data IQAir menyebutkan, Kota New York di Amerika Serikat merupakan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan indeks 196.
Kemudian, Doha di Qatar menjadi kota terburuk kedua untuk polusi udara yaitu 172, New Delhi di India di urutan ketiga dengan indeks 171, dan Dhaka di Bangladesh di urutan keempat dengan indeks 157.
Menanggapi hal tersebut, pakar paru dari Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Feni Fitriani mengimbau masyarakat yang sensitif untuk lebih waspada terhadap kualitas udara, khususnya di Jakarta.
“Bagi masyarakat yang sensitif dengan situasi seperti ini (kualitas udara buruk) tentunya perlu lebih waspada. Prinsip terbaik tentu menghindarinya,” ujar Feni kepada Antara, dikutip Rabu (6/7).
Kelompok sensitif yang dimaksud adalah mereka yang terpapar polusi udara. Misalnya seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia.
Lebih lanjut, Feni mengatakan kelompok sensitif membatasi keluar ruangan jika tidak perlu. Namun, jika situasinya mengharuskan Anda untuk keluar, Feni menyarankan agar Anda selalu menggunakan masker dan memperkirakan berapa lama Anda akan berada di luar.